Selasa 23 Jun 2020 09:26 WIB

Gedung Putih: Trump Bercanda Soal Lambatkan Pengujian Covid

Gedung Putih menyatakan Trump bercanda soal permintaan melambatkan uji Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Presiden AS Donald Trump. Gedung Putih menyatakan Trump bercanda soal permintaan melambatkan uji Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Al Jazeera
Presiden AS Donald Trump. Gedung Putih menyatakan Trump bercanda soal permintaan melambatkan uji Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih menyatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump belum mengarahkan untuk melakukan perlambatan dalam pengujian Covid-19. Trump pun mengaku tidak menyesal menggunakan istilah "kung flu" yang banyak dianggap ofensif untuk menggambarkan pandemi.

"Itu adalah komentar yang dibuatnya untuk bercanda," ujar sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, Senin (22/6).

Baca Juga

McEnany mengatakan, Trump belum memberi tahu para pejabat untuk memperlambat laju pengujian. "Dia belum mengarahkan itu. Setiap saran bahwa pengujian telah dibatasi tidak berakar pada kenyataannya," ujarnya.

Presiden dari Partai Republik mengatakan pada rapat umum politik di Oklahoma  bahwa telah mengarahkan untuk memperlambat pengujian virus. Proses tersebut telah menyebabkan peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang harus dilaporkan.

Setelah pernyataan tersebut, Gedung Putih mengatakan saat itu Trump sedang bercanda. Hingga awal pekan ini, tidak ada permintaan seperti itu yang dibuat oleh Trump.

Trump melihat tindakan numerik sebagai tanda kemenangan atau kegagalan. Dia telah berulang kali menyesalkan fakta bahwa pengujian AS yang lebih baik telah menyebabkan jumlah kasus virus teridentifikasi lebih tinggi di seluruh negeri.

Presiden AS ini juga berusaha untuk memperkuat bahwa virus itu berasal dari China, tetapi justru membuatnya menghadapi kritik. Pada kampanye pertama setelah jeda akibat virus corona, dia menyebutkan "kung flu" untuk menggambarkan pandemi. Akibat istilah itu, muncul kritik penggunaan istilah tersebut telah menyebabkan tindakan diskriminasi terhadap warga AS keturunan Asia.

"Dia menghubungkannya dengan tempat asalnya. Saya pikir media sedang mencoba untuk bermain gim dengan terminologi virus ini di mana fokusnya harus pada fakta bahwa China membiarkan ini keluar dari negara mereka," ujar McEnany.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement