Selasa 23 Jun 2020 08:48 WIB
Haji

Haji untuk Domestik Saudi, Masjidil Haram Bertahap Dibuka

Masjidil Haram sampai hari ini masih ditutup untuk umum.

Gerbang steril canggih untuk masuk ke Masjidil Haram.
Foto: saudigazette
Gerbang steril canggih untuk masuk ke Masjidil Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Konsul Haji Indonesia di Arab Saudi, Endang Jumali, mengatakan, keputusan Pemerintah Arab Saudi adalah haji tahun ini memang hanya dibuka untuk jamaah haji domestik. Selain itu, meski hanya diperuntukkan Muslim yang tinggal di Saudi, haji tahun ini jumlah jamaahnya pun akan dibatasi.

"Jadi, musim haji tahun 2020 telah diputuskan oleh pemerintah suci hanya untuk warga yang tinggal di Arab Saudi saja, termasuk orang asing yang sekarang tinggal di sini. Jumlah pun akan diawasi karena orang Saudi pun ketika berhaji harus mendaftar melalui aplikasi yang disediakan. Jadi, sewaktu-waktu, ketika jamaah haji ini sudah dirasa terlalu banyak, maka pendaftaran akan dihentikan. Maka, jamaah haji tahun ini pun memang jumlahnya tidak akan sebesar biasanya yang bisa mencapai 3 juta-5 juta orang itu," kata Endang Jamali ketika dihubungi di Jeddah, pagi ini, Selasa (23/6).

Menurut Endang, keputusan Pemerintah Saudi ini diumumkan Senin (22/6) malam sekitar pukul 21.00 WAS (waktu Arab Saudi). Tujuannya untuk menjaga keselamatan jamaah haji yang datang dari seluruh dunia. Langkah ini juga dilakukan dengan tujuan utama agar penyebaran wabah virus corona tidak makin meluas dan ibadah haji tidak dijadikan sebagai klaster baru pandemi corona.

"Memang bentuk pembatasan haji ini sebagai langkah Saudi untuk terus mewaspadai pandemik virus corona  atau Covid-19 ini. Saudi memang tampak sangat berhati-hati memperhitungkan segala hal ketika hendak memutuskan soal haji 2020 hanya untuk kalangan domestik Arab Saudi saja," ujarnya menambahkan.

Selain itu, Saudi tampaknya tak ingin mengambil risiko dengan banyaknya orang berkumpul untuk menjalankan ibadah haji. Mereka tampak selalu waspada meski suasana Arab Saudi dan tanah suci Makkah-Madinah mulai dilonggarkan. Hari ini, misalnya, sudah tidak ada jam malam. Orang mulai bebas berkeliaran meski terus diawasi tetap memakai prosedur untuk mencegah penularan virus corna dengan menaati protokol kesehatan.

"Jedah, misalnya, sejak beberapa hari lalu sudah tak ada jam malam. Namun, penerbangan internasional belum dibuka. Penerbangan yang ada hanya domestik. Di Makkah, misalnya, juga sudah tak ada jam malam. Warga sudah mulai bebas bergerak meski harus tetap memakai masker, tidak berkumpul dengan banyak orang, dan berbagai aturan lainnya," ujarnya.

Bagaimana dengan Masjidil Haram, sudah dibuka atau belum? Ditanya soal ini, Endang mengatakan, sampai hari ini Masjidil Haram masih ditutup atau digunakan secara terbatas. Hal ini agak berbeda dengan masjid-masjid lain yang pada hari ini di Makkah sudah mulai digunakan.

"Mungkin ketika ada pengumuman bahwa haji akan dilaksanakan untuk kalangan domestik Arab, dalam beberapa hari ke depan utamanya di hari awal bulan haji (Dzulhijah)--sekitar tanggal 1-2 Dzulhijah--Masjidil Haram akan dibuka kembali. Meski begitu, ada protokol ketat dan di sana sudah dipasang beberapa alat canggih untuk melakukan sterilisasi kepada jamaah, mengukur suhu tubuh, hingga kamera yang bisa mendeteksi suhu seorang jamaah. Jadi, secara bertahap Masjidil Haram saya yakin akan dibuka untuk umum lagi," katanya.

Selain itu, Endang meminta agar umat Islam Indonesia segera mengakhiri polemik soal peniadaan pelayanan ibadah haji yang tahun ini diputuskan pemerinah tidak diselenggarakan. Pasalnya, memang haji tahun ini sangat bersiko bagi kesehatan jamaah. Di samping itu, haji tahun ini terkendala pada soal teknis lain dan juga mepetnya waktu akibat adanya pandemi corona yang menyebabkan banyak aturan pembatasan dilakukan.

"Nah, jadi benar sudah putusan pembatalan pelayanan kepada jamaah haji tahun ini. Hendaknya polemik ini sudah diakhiri, seperti halnya ada keinginan sebagaian warga Aceh yang menyerukan agar daerahnya mengirimkan sendiri jamaah hajinya. Maka, ada putusan resmi dari Pemerintah Arab Saudi, kini kami lega dan mohon polemik diakhiri," ujar Endang Jamali.

Seperti diberitakan Republika.co.id, semalam Pemerintah Arab Saudi telah memutuskan untuk tetap menyelenggarakan ibadah haji tahun ini. Namun, jumlah jamaah akan dibatasi guna mencegah penyebaran Covid-19. Mereka yang diizinkan menunaikan ibadah haji tahun ini adalah warga, termasuk warga asing dari berbagai negara, yang tinggal di Saudi.

"Karena kelanjutan pandemi dan risiko virus corona menyebar di ruang-ruang ramai dan pertemuan besar, dan penularannya antarnegara, serta peningkatan infeksi rata-rata secara global, telah diputuskan bahwa haji untuk tahun ini akan diadakan dengan jumlah jamaah sangat terbatas dari berbagai kewarganegaraan yang sudah tinggal di Arab Saudi yang dapat menunaikannya," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (22/6), dikutip laman al-Arabiya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement