Senin 22 Jun 2020 22:33 WIB

Mentan: Hingga Desember Masih Ada Stok Beras 6,1 Juta Ton

Stok beras pada akhir Agustus diperkirakan mencapai 8,7 juta ton.

Seorang pria berjalan di dekat tumpukan karung berisi beras di gudang Bulog. ilustrasi
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang pria berjalan di dekat tumpukan karung berisi beras di gudang Bulog. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperkirakan neraca beras hingga akhir Desember 2020 masih tersisa stok sebesar 6,1 juta ton. Ketersediaan stok ini mampu memperkuat ketahanan pangan selama masa pandemi.

Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian (Kementan), stok beras pada akhir Agustus diperkirakan mencapai 8,7 juta ton, sementara perkiraan produksi mencapai 7,3 juta ton.

Baca Juga

Dengan perkiraan kebutuhan konsumsi beras hingga Desember mencapai 9-10 juta ton, terdapat surplus atau stok akhir tersisa pada Desember mencapai 6,1 juta ton. Stok akhir Desember ini lah yang menjadi bekal (carry over) kebutuhan pangan pada tahun berikutnya, menjelang panen pertama pada tahun 2021.

"Stok akhir kita memasuki Desember, masuk ke Februari-Maret (2021) karena musim tanam selanjutnya adalah Februari-Maret, masih tersisa sekitar 6 juta ton," kata Mentan Syahrul dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (22/6).

Mentan memaparkan bahwa luas panen Januari-Juni 2020 mencapai 5,83 juta hektare dengan produksi 29,02 juta ton atau setara 16,65 juta ton beras. Jumlah tersebut belum termasuk produksi dari musim tanam Oktober-Maret 2020 serta sisa beras impor yang dikelola Bulog yakni totalnya mencapai 5,9 juta ton.

Dengan perkiraan kebutuhan Januari-Juni sebesar 15,10 juta ton serta stok beras dalam negeri sebesar 5,9 juta ton, maka diperoleh stok beras akhir Juni mencapai 7,49 juta ton.

Syahrul menjelaskan bahwa pada musim tanam kedua Kementan menargetkan luas tanam mencapai 5,6 juta hektare dengan produksi diperkirakan 12,5 juta-15 juta ton setara beras.

Untuk mengantisipasi kekeringan seperti yang diperingatkan FAO, Mentan menegaskan bahwa pihaknya melakukan percepatan tanam, terutama di sejumlah wilayah yang masih memiliki irigasi primer dan sekunder.

Ada pun sejumlah daerah yang menjadi andalan produksi padi pada musim tanam kedua ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara.

"Dari kurang lebih 94 dam yang airnya masih maksimal, terdapat 38 dam masih di atas rata-rata, termasuk di Jawa Barat di Jatiluhur masih penuh air. Kita masih optimis," kata Mentan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement