Senin 22 Jun 2020 16:52 WIB

Kembali ke Ponpes, MUI Khawatirkan Santri Tertular Covid-19

Dikhawatirkan ponpes bisa menjadi klaster baru penularan Covid-19.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi (kiri) didampingi pimpinan MUI saat memimpin pertemuan dengan pimpinan ormas Islam tingkat pusat di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Kamis (12/3).
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi (kiri) didampingi pimpinan MUI saat memimpin pertemuan dengan pimpinan ormas Islam tingkat pusat di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Kamis (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi tak menampik ada beberapa kasus Covid-19 di kalangan santri dan pesantren. Oleh sebab itu, dia menyarankan kembali agar pemerintah mengkaji ulang new normal di kawasan pondok pesantren (ponpes). 

"Memang sejak awal MUI minta kepada pemerintah agar berhati-hati dalam menerapkan new normal di Ponpes," Ujar dia ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (22/6). 

Protokol kesehatan, kata dia, memang sedikit lebih sulit diterapkan di pondok pesantren karena berbagai faktor. Menurut dia, yang paling utama adalah, para santri yang tinggal di satu lokasi dengan tingkat kepadatan dan kerumunan yang tinggi. 

Tak hanya itu, ruangan atau tempat tidur secara spesifik juga disebutnya terlalu berdempetan. Sehingga, akan sulit untuk menerapkan protokol kesehatan dari WHO. "Dikhawatirkan ponpes bisa menjadi klaster baru penularan Covid-19. Jika tingkat kedisiplinan para santri diabaikan," Tambahnya. 

Sambung dia, untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebaiknya dilakukan secara daring terlebih dahulu. Hal itu ia nilai agar dilakukan hingga kepastian terkait pandemi sudah semakin menurun. "Sementara waktu proses belajar via zoom saja dulu." Ungkap dia. 

Setelah beberapa wilayah diketahui memperbolehkan santri datang kembali ke pondok, kasus Covid-19 juga dikabarkan menjangkit santri di beberapa pondok. Dua ponpes terbaru di antaranya ada di Sumenep dan Sumatra Selatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement