Senin 22 Jun 2020 15:16 WIB

Temui Jokowi, Muhadjir: Covid-19 Masih Terkendali

Kebijakan pengurangan pembatasan selalu diikuti risiko kenaikan kasus Covid-19.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/6) ini. Dari sejumlah pembahasan antara keduanya, salah satunya terkait perkembangan terkini mengenai penanganan Covid-19 di lapangan.

Muhadjir mengaku dirinya diminta Presiden Jokowi menjelaskan mengenai kondisi terakhir pengurangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah. Menurut dia, kebijakan pengurangan pembatasan selalu diikuti konsekuensi risiko kenaikan kasus positif Covid-19.

"Kalau saya tadi memberikan pertimbangan beliau, ini pilihannya harus berimbang antara kita harus memulihkan ekonomi di satu sisi, tapi kita harus tetap berupaya agar pertumbuhan Covid ini tidak naik, paling tidak landai, syukur bisa turun," ujar Muhadjir setelah bertemu Jokowi, Senin (22/6).

Kendati demikian, menurut Muhadjir, realisasi penerapan kebijakan pengurangan pembatasan dan penjagaan protokol kesehatan memang tidak mudah dilakukan secara bersamaan. Dia menambahkan, ada momen tertentu di lapangan saat protokol kesehatan diabaikan oleh masyarakat. Saat-saat seperti inilah peran pemda benar-benar diuji untuk memastikan protokol kesehatan tetap berjalan

"Kalau penilaian dari gugus tugas, untuk kondisi sekarang ini masih dalam batas terkendali. Untuk perkembangan penanganan Covid-19 ini masih terkendali," kata Muhadjir.

Per Ahad (21/6) kemarin, penambahan kasus positif harian tercatat 862 orang sehingga akumulasi kasus positif Covid-19 di Tanah Air sudah menyentuh 45.891 orang. DKI Jakarta kembali menjadi provinsi dengan penambahan kasus tertinggi, yakni 142 orang. Ibu Kota disusul Sulawesi Selatan dengan 112 kasus baru, Jawa Tengah dengan 99 kasus baru, Kalimantan Selatan dengan 94 kasus baru, Jawa Timur dengan 91 kasus baru, dan provinsi lain dengan angka penambahan yang lebih kecil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement