Senin 22 Jun 2020 14:39 WIB

Iran Kirim Kapal Kargo Berisi Bahan Makanan ke Venezuela

Bahan makanan akan dipasok ke supermarket pertama Iran di Venezuela.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kapal
Foto: MINCI
Kapal

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Sebuah kapal Iran berlabuh di pelabuhan Guaira, Venezuela pada Ahad (21/6) dengan membawa muatan bahan makanan. Bahan makanan itu akan dipasok ke supermarket pertama Iran yang didirikan di Venezuela.

Kapal kargo umum berbendera Iran, Golsan yang dimiliki oleh Mosakhar Darya Shipping Co, berangkat dari Bandar Abbas pada 15 Mei. Hal itu dikonfirmasi oleh Kedutaan Iran di Venezuela.

Baca Juga

"Golsan akan tiba membawa makanan untuk membuka supermarket Iran pertama di Venezuela," tulis Kedutaan Besar Iran dalam sebuah cicitan di Twitter.

Bulan lalu, Iran memasok 1,5 juta barel bahan bakar ke Venezuela di tengah pengetatan sanksi oleh Amerika Serikat (AS). Lima kapal tanker berangkat dari pelabuhan Iran pada Maret dengan membawa muatan bahan bakar. Dalam dua hingga tiga bulan ke depan, Iran akan kembali mengirim bahan bakar ke Venzuela.

Pengiriman kapal tanker minyak tersebut telah menyebabkan ketegangan hubungan diplomatik antara AS, Iran, dan Venezuela. Terlebih, Iran dan Venezuela mendapatkan sanksi ekonomi dari AS.

Presiden Iran, Hassan Rouhani memperingatkan agar AS tidak mengganggu pengiriman saat tanker minyak melewati Laut Karibia, ketika dalam perjalanan mereka ke Venezuela. Rouhani menekankan bahwa Iran tidak ingin memiliki konflik baru dengan AS, tetapi negaranya berhak untuk membela kepentingannya.

"Jika Amerika menyebabkan masalah bagi kapal tanker minyak kami di Laut Karibia, kami juga akan menimbulkan masalah bagi mereka. Karena itu kami berharap bahwa Amerika tidak akan membuat kesalahan dalam hal ini," ujar Rouhani.

Armada kapal tanker dilaporkan membawa sekitar 1,53 juta barel bensin dan alkilat ke Venezuela. Bahan bakar dari Iran datang pada saat Venezuela kekurangan bensin di sejumlah negara bagian. Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tetapi produksinya jatuh. Para ahli mengatakan, jatuhnya produksi minyak di negara tersebut disebabkan oleh kebijakan yang gagal, kurangnya investasi, dan korupsi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement