Senin 22 Jun 2020 14:28 WIB

BI Proyeksi Rupiah Bisa di Bawah Rp 14 Ribu per Dolar AS

Pada Juni 2020, rupiah telah menguat 5,65 persen secara rata-rata.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi
Foto: RENO ESNIR/ANTARA FOTO
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan terus menguat hingga di bawah Rp 14 ribu, baik pada akhir 2020 maupun 2021. Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar rupiah sudah menguat sejak awal April 2020 dari sekitar Rp 16.400 per dolar AS menjadi Rp 14 ribu per dolar AS saat ini.

"Pada 2020 diperkirakan nilai tukar Rp 14 ribu-14.600 per dolar AS dan akan menguat pada 2021 pada kisaran Rp 13.700-14.300 per dolar AS," katanya dalam rapat bersama DPR, Senin (22/6).

Baca Juga

Pada Juni 2020, rupiah telah menguat 5,65 persen secara rata-rata dan 3,62 persen secara point to point dibandingkan akhir Mei 2020. Nilai tukar masih berpotensi menguat sejalan dengan level saat ini yang masih undervalued secara fundamental.

Penguatan didukung oleh berbagai faktor positif, seperti rendahnya inflasi, turunnya defisit transaksi berjalan, tingginya imbal hasil aset keuangan domestik, dan membaiknya premi risiko. Selain itu, penguatan ini disebabkan membaiknya pasar keuangan domestik.

"Aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik juga membuat rupiah menguat," kata Perry.

Ia meyakini rancangan undang-undang cipta kerja dapat mendorong sisi investasi sehingga bisa meningkatkan aliran modal ke Tanah Air. Inflasi yang terjaga juga dapat mendukung stabilitas perekonomian. Meski masih lemahnya permintaan, BI memperkirakan inflasi tetap rendah di kisaran 2-4 persen pada 2020 dan 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement