Senin 22 Jun 2020 12:16 WIB

Lonjakan Tekanan Darah Saat Olahraga Tanda tidak Sehat

Risiko penyakit jantung bisa terlihat dari peningkatan tekanan darah saat olahraga.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Memeriksa tekanan darah. Meningkatnya tekanan darah secara konstan ketika olahraga dapat menjadi petunjuk adanya masalah jantung.
Foto: Flickr
Memeriksa tekanan darah. Meningkatnya tekanan darah secara konstan ketika olahraga dapat menjadi petunjuk adanya masalah jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berapa tekanan darah Anda saat berolahraga? Sebuah studi baru menunjukkan, pria dan wanita paruh baya yang mengalami tekanan darah tinggi saat berolahraga ringan berisiko lebih tinggi untuk penyakit jantung.

"Cara tekanan darah kita berubah selama dan setelah berolahraga memberikan informasi penting tentang apakah kita akan mengembangkan penyakit di masa depan," kata peneliti Vanessa Xanthakis, asisten profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Boston, seperti dilansir laman Health 24.

Baca Juga

Dalam studi tersebut, Xanthakis dan rekan-rekannya melihat hubungan antara tingkat tekanan darah serta waktu yang dibutuhkan untuk tekanan darah tinggi untuk kembali normal pada hampir 2.000 orang yang terdaftar dalam studi kesehatan jantung utama yang sedang berlangsung di AS. Partisipan rata-rata berusia 58 tahun, sekitar seperempat di antaranya mengalami obesitas dan sekitar sepertiga mengalami hipertensi pada awal penelitian.

Ikuti gaya hidup sehat

Semua peserta diuji untuk perubahan tekanan darah sambil berlari pada tingkat "submaksimal" pada treadmill selama tiga menit berturut-turut.

Tekanan darah mereka dipantau di tengah-tengah latihan. Demikian pula saat tingkat tekanan darahnya kembali normal saat mereka berbaring telentang setelah latihan.

Tim menemukan, hasil penelitian selama 12 tahun memperlihatkan tekanan darah yang lebih tinggi selama berolahraga ada kaitannya dengan risiko lebih tinggi terkena hipertensi. Selain itu, keterlambatan pemulihan tekanan darah setelah berolahraga juga dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan kematian yang lebih tinggi selama masa studi.

Xanthakis meyakini, orang harus mengetahui angka tekanan darah mereka, berkonsultasi dengan dokter mereka tentang perubahan tekanan darah selama dan setelah latihan, dan mengikuti gaya hidup sehat. Aktivitas fisik teratur direkomendasikan untuk menurunkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.

Dokter spesialis jantung dr Guy Mintz dari Sandra Atlas Bass Heart Hospital, Northwell Health di Manhasset, New York, AS mengomentari temuan baru tersebut. Ia mengatakan, dalam tes stres jantung yang khas, "tekanan darah juga dipantau dan dilaporkan sebagai respons normal atau hipertensi saat berolahraga.

"Tetapi sekarang kita melihat bahwa tekanan darah abnormal terkait olahraga harus menjadi peringatan untuk dokter," ujarnya.

Tekanan darah tinggi yang berkelanjutan

Ini berarti, dalam tes stres yang khas, menurut Mintz, data berguna untuk membantu dokter mengelompokkan risiko pasien kardiovaskular usia setengah baya. Mintz mengatakan, dokter dapat mengidentifikasi risiko kelompok pasien setengah baya ini lebih awal, dokter dapat mengintensifkan pengurangan risiko penyakit kardiovaskular pada usia yang lebih muda.

Spesialis jantung lain setuju dengan temuan yang dilaporkan secara daring dalam Journal of the American Heart Association itu. Dr Satjit Bhusri, seorang ahli jantung di Lenox Hill Hospital di New York City, menjelaskan bahwa ketika arteri mengeras, pembuluh darah itu tidak dapat bersantai setelah berolahraga selama fase pemulihan.

"Tekanan yang terus-menerus meningkat ini selama pemulihan itu sendiri merupakan penanda independen kesehatan jantung dan semakin cepat kembali ke normal, semakin sehat sistem kardiovaskular," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement