Senin 22 Jun 2020 08:31 WIB

Prosesor Baru Apple akan Disematkan di MacBook Pro Terbaru?

Apple akan mulai memproduksi chip sendiri dan membuat transisi perlahan dari Intel.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
MacBook Pro 13-inci
Foto: Techradar
MacBook Pro 13-inci

REPUBLIKA.CO.ID, CUPERTINO -- Apple dirumorkan sedang mencari transisi dari penggunaan prosesor Intel x86 ke prosesor berbasis ARM. Ini akan menjadi perubahan besar bagi pengguna Mac di masa depan.

Apple mengharapkan melakukan transisi secara perlahan. Prosesor ini bisa saja datang dalam bentuk MacBook 12 inci yang akan dihidupkan kembali oleh perusahaan.

Baca Juga

Tetapi itu mungkin belum tentu 100 persen benar. Seperti yang dilansir dari Ubergizmo, Senin (22/6), menurut analis terkemuka Ming-Chi Kui yang mengklaim Mac berbasis ARM pertama Apple akan sedikit lebih ambisius, di mana mereka akan mengambil bentuk MacBook Pro 13 inci dan dugaan iMac yang didesain ulang

Kuo berpendapat, ARM MacBook Pro akan terlihat identik dengan model saat ini. Ia mengklaim Apple tampaknya akan menghentikan produksi model berbasis Intel begitu model ARM diluncurkan.

Sedangkan untuk iMac, ada desas-desus Apple mungkin merencanakan iMac 23 inci dan tampaknya rumor ini sudah dekat. Kuo mengklaim iMac yang didesain ulang akan menampilkan layar 24 inci dengan chipset ARM.

Ada pun model yang lebih besar dan lebih kecil, Kuo percaya Apple masih akan menyegarkan mereka dengan prosesor Intel pada kuartal ketiga tahun ini.

Apple tampaknya akan bergerak agak cepat dengan transisinya ke ARM, dengan analis mengklaim Apple akan membutuhkan waktu 12-18 bulan untuk sepenuhnya mentransisikan semua Mac ke ARM mulai 2021.

Sebelumnya, Apple kembali harus menutup sejumlah toko di Amerika Serikat mulai 20 Juni. Alasnnya karena kenaikan kasus COVID-19 di Amerika.

“Kami mengambil langkah ini dengan segudang kewaspadaan sambil memantau situasi. Kami menantikan tim kami bisa kembali lagi bersama konsumen sesegera mungkin,” kata Apple, seperti yang dilansir dari laman Yahoo Finance.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement