Ahad 21 Jun 2020 20:10 WIB

Ratusan Pesantren Dapat Bantuan Penegakan Protokol Kesehatan

Ada 168 pesantren di Jatim yang mendapat bantuan penegakan protokol kesehatan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
Ratusan Pesantren Dapat Bantuan Penegakan Protokol Kesehatan. Foto: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Foto: Rilis
Ratusan Pesantren Dapat Bantuan Penegakan Protokol Kesehatan. Foto: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara bertahap menyalurkan bantuan perangkat alat penegakan protokol kesehatan ke pondok pesantren yang ada di wilayah setempat. Bantuan tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren, jelang kembalinya para santri untuk kegiatan belajar mengajar di era kenormalan baru.

"Dengan bantuan tersebut, diharapkan para pengasuh dan para santri bisa menerapkan pendisiplinan protokol kesehatan di lingkungannya, sehingga setiap Ponpes bisa menjadi Pesantren Tangguh," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Ahad (21/6).

Baca Juga

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, ada 168 pondok pesantren yang telah menerima bantuan alat penegakan protokol kesehatan. Khofifah mengatakan, penyiapan Pesantren Tangguh dimaksudkan untuk menjadikan pesantren lebih bersih, sehat, serta memiliki tanaman obat pondok pesantren.

Khofifah menjelaskan, bantuan yang disalurkan berupa masker kain, alat penyemprot disinfektan, baju hazmat, alat pengukur suhu badan, hand sanitizer, lysol, dan kacamata goggle. Disalurkan pula face shield, sepatu boot, tempat cuci tangan, dan sarung tangan latex. Pondok pesantren juga diberi vitamin C, paket Sembako dan dompet kesehatan Covid-19.

Khofifah mengaku, pihaknya juga telah mengeluarkan Surat Edaran nomor 188/3344/101.1/2020 tentang Pelaksanaan Kembalinya Santri ke Pondok Pesantren dalam Masa Darurat Covid-19 di Jatim. Dalam surat tertanggal 29 Mei 2020 itu, Khofifah menetapkan protokol kesehatan untuk santri yang akan kembali ke pondok, mulai dari rumah hingga saat beraktivitas di lingkungan pesantren.

Dalam suratnya gubernur juga menegaskan, proses kembalinya santri ke pondok pesantren harus dilakukan secara hati-hati. Tentunya dengan menjadikan kaidah keselamatan jiwa dan raga (hifdzun nafs) sebagai prinsip utama dalam penerapan protokol kesehatan  Covid-19.

"Kaidah hifdzun nafs ini harus lebih diutamakan dibanding pertimbangan lainnya," ujar Khofifah.

Kalaksa BPBD Jatim Suban Wahyudiono mengatakan, 168 pesantren yang sudah menerima bantuan di antaranya Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Ponpes Al-Falah Ploso, Ponpes Tebuireng Jombang, Ponpes Tambak Beras Jombang, Ponpes Gersempal Sampang, dan Ponpes Al-Hikam Malang.

"Jumlah bantuan masing-masing item disesuaikan dengan jumlah santri di setiap pondok," ujar Suban.

Berdasar data Kanwil Kemenag Jatim, jumlah Ponpes di Jatim saat ini sebanyak 4.718. Sedangkan jumlah santrinya sebanyak 928.363 orang. Dari jumlah tersebut, santri yang bermukim sebanyak 634.550 orang dan santri yang tidak bermukim sebanyak 293.813 orang. Adapun jumlah pengasuh pondok pesantren di Jatim sebanyak 52.759 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement