Ahad 21 Jun 2020 16:04 WIB

Viral, Makam Jawara Betawi di Jalan Umum Pisangan Timur

Dulunya lokasi makam yang sudah ada sejak 1940 adalah tanah kosong bukan permukiman.

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Karta Raharja Ucu
Tiga makam berada di pinggir jalan permukiman warga di Pisagan Lama, Jakarta Timur.
Foto: Rahayu Marini Hakim/ Republika
Tiga makam berada di pinggir jalan permukiman warga di Pisagan Lama, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang memperlihatkan tiga makam berada di jalan sebuah gang permukiman warga, menghebohkan warganet. Satu dari tiga makam yang diketahui berada di RT 03/RW 04, Pisangan Lama, Jakarta Timur itu merupakan makam seorang jawara Betawi bernama Mardjuki.

Warga setempat, Hairul Anwar (45 tahun) mengatakan tiga makam tersebut sudah ada sejak 1940-an. Meski demikian, tidak ada keluhan dari warga terhadap keberadaan makam yang memakan badan gang.

Gak ada perasaan risih atau gimana, karena itu kan kuburan wakaf. Warga juga gak ada perasaan terganggu sama sekali, karena memang dari dulunya udah ada,” ucapnya pada Republika, Rabu (17/6).

Viralnya video yang beredar menurut dia bukan dari warga setempat, tapi dari luar permukiman. Sebenarnya keberadaan makam di pinggir jalan umum karena alih fungsi lahan. Awalnya makam tersebut berada di tanah kosong dan lahan berupa kebun yang diwakafkan keluarga untuk makam warga sekitar. Namun, lama-kelamaan muncul bangunan rumah dan kini menjadi permukiman.

“Sepengetahuan saya ini dulunya bukan jalan umum, emang diwakafkan dia (almarhum) punya buyut. Jalan setapak buat dia lewat, dulu kan pake sepeda doang jadinya gak sempit banget,” kata Hairul.

Warga lainnya, Kasih (47) mengaku juga tidak terganggu dengan keberadaan makam di pinggir jalan tersebut meski hampir setiap hari melewati jalan tersebut. “Enggak keganggu, tiap hari jalan lewat sini buat kerja sama ke pasar. Anak-anak juga suka main di sini lari-larian gak masalah,” kata warga pendatang yang sudah 10 tahun tinggal di permukiman tersebut.

Faisal (34 tahun) yang dari lahir tinggal di Kampung Pisangan menyebut warga tidak terganggu. Ia pun berkata kemungkinan perekam video adalah orang yang baru melewati kampungnya.

“Dari dulu (warga) gak pernah ganggu. Mungkin (yang merekam video) pendatang aja yang ngerasa aneh terus bikin video dan jadi viral kayak sekarang,” ujarnya.

Untuk pemindahan makam sendiri Faisal menyebut menyerahkannya pada keluarga almarhum. Warga sendiri tidak ada yang mempermasalakan lokasi makam tersebut.

Kalo untuk pemindahan kita sih serahin ke pihak keluarga, kalau dipindahin ya silakan kalo enggak juga gak ada masalah dari warga,” kata dia.

photo
Tiga makam berada di pinggir jalan permukiman warga di Pisagan Lama, Jakarta Timur. - (Rahayu Marini Hakim/ Republika)

Republika pun mencoba menemui Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Pisangan Timur Jacklyn Caroline Endoh. Ia menyebut Lurah Pisangan Timur sudah mendatangi perkampungan tersebut setelah viralnya video makam di jalan umum.

“Kemarin bersama Lurah kita sudah ke sana untuk survai, jadi di RT 03 RW 04 itu ada beberapa makam. Tapi untuk yang di jalanan itu memang ada tiga, jadi yang kita tindak lanjuti memang yang tiga,” ujarnya pada Republika Rabu (17/6).

Caroline menyebut tidak ada aduan dari warga akan keberadaan makam tersebut, sehingga Kelurahan Pisangan Timur hanya fokus menindaklanjuti makam yang berada di jalanan. “Sebelumnya gak ada laporan dari warga, yang dijalanan itu juga sudah ada lama tapi gak ada keluhan sama sekali. Kita juga gak tau tiba-tiba beberapa hari terakhir viral tentang ini, tapi kita kelurahan tidak masalah jika memang mau dipindahkan,”jelasnya.

Ketua RW 04, Muhammad Djunaidi (66) menjelaskan ketiga makam itu sudah ada sejak 1940-an. Keluarga ketiga almarhum, kata dia, adalah warga setempat.

Gak ada, warga gak ada yang mempermasalahin. Toh makamnya sudah lama ada sekitaran tahun 1940-an, dulunya itu kan makam wakaf tanah luas belum ada rumah. Yang tinggal di situ juga masih cicitnya,” ucapnya.

Sementara untuk pemindahan makam, Djunaidi menyebut masih menunggu izin keluarga. Bersama ketua RT 03 saat ini masih menelusuri tentang ahli waris guna mendapat izin sekaligus keputusan keluarga.

“Yang satu masih dikunjungi keluarganya, yang pasti kita serahkan semuanya sama pihak keluarga. Yang pasti kita cuma minta tetep ada doa, nanti kita warga satu RT berdoa sebelum pemindahan, itu tradisi ya jadi gak bisa diubah,” ucap dia.

Ketua RT 03 yang ditemui Republika, Basir Rahman (54) mengaku sedang mencari dua ahli waris dari makam tersebut. “Yang satu udah kita dapat keluarga Pak Marzuki, sudah dibahas juga akan dipindahkan ke makam umum. Keluarga bersedia untuk dipindahkan cuma minta agar biaya pemindahan ditanggung pemerintah,” ucapnya.

Basir menyebut perlunya izin keluarga dan persetujuan lokasi makan terbaru. Selain itu ia juga berencana akan memindahkan makan seperti mengubur mayat baru pada umumnya.

“Kita tanya sama keluarga mau dipindahkan kemana TPU atau pemakaman pribadi. Kita juga nanti akan mindahinnya kayak nguburin baru, ada sholatnya, doanya segala macem,” ucapnya.

Basir sendiri membantah jika ada keluhan dari warga sekitar. “Gak ada keluhan dari warga, paling pendatang aja yang kaget atau nanya selain itu gak ada. Warga sini gak ada yang terusik dengan adanya makam,” jelasnya.

Dulunya pun lokasi tersebut bukan jalan umum, melainkan tanah wakaf pribadi untuk pemakaman warga sekitar. Ia menjelaskan sebelumnya terdapat 35 makam dilokasi tersebut namun 15 di antaranya telah dipindakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement