Ahad 21 Jun 2020 09:37 WIB

Kasus Covid-19 Naik, India Batalkan Semua Cuti Staf Medis

Kenaikan kasus Covid-19 di India dikhawatirkan membuat tenaga medis kewalahan.

Rep: Ali Mansur/Puti Almas/ Red: Nur Aini
 Petugas kesehatan India yang mengenakan alat pelindung diri tiba untuk mengambil bagian dalam kamp pemeriksaan di perkampungan kumuh di Mumbai, India, Rabu, 17 Juni 2020.
Foto: AP/Rafiq Maqbool
Petugas kesehatan India yang mengenakan alat pelindung diri tiba untuk mengambil bagian dalam kamp pemeriksaan di perkampungan kumuh di Mumbai, India, Rabu, 17 Juni 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India melaporkan rekor peningkatan infeksi Covid-19 pada Sabtu (20/6). Oleh karena itu, pemerintah di ibu kota New Delhi memerintahkan rumah sakit untuk membatalkan cuti dan meminta pekerja segera kembali bertugas. 

Menurut kementerian kesehatan, India mengalami peningkatan kasus Covid-19 hingga 14.516 kasus, totalnya menjadi 395.047 dengan 12.948 kematian. Dengan peningkatan itu, sekarang India memiliki kasus Covid-19 tertinggi keempat di dunia di belakang Amerika Serikat, Brasil, dan Rusia. Dalam memo ke semua rumah sakit pemerintah pada hari Jumat, pemerintah Delhi memerintahkan semua cuti dibatalkan dan mengatakan cuti lebih lanjut hanya akan diberikan jika kondisi membaik.

Baca Juga

Sejumlah negara terus mengevakuasi warganya dari India, di tengah kekhawatiran rumah sakit di kota-kota besar seperti Delhi dan Mumbai mungkin kewalahan. Irlandia menjadi negara terbaru yang memperingatkan warganya di India, mengingat bantuan medis mungkin menjadi sulit dengan lonjakan tajam India dalam kasus-kasus dan mendesak. 

Pemerintah Irlandia mempertimbangkan menggunakan serangkaian penerbangan evakuasi dalam beberapa minggu ke depan. Sekretaris kedutaan, Mairtin Cronin, memperingatkan warga Irlandia bahwa akses ke perawatan medis untuk perawatan Covid-19 dan non-Covid-19 mungkin menjadi semakin sulit di periode mendatang.

Sejak Maret, negara-negara termasuk Jerman, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, Ukraina, Israel, China, dan Malaysia mulai mengevakuasi warganya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement