Sabtu 20 Jun 2020 06:06 WIB

TNI Adang dan Usir Tank Merkava Israel Sesuai SOP PBB

Prajurit TNI dengan tenang mengadang tank Israel yang menerobos pagar perbatasan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Prajurit TNI mengenakan rompi biru yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-M di Lebanon mengadang tank Merkava milik militer Israel.
Foto: Tangkapan layar
Prajurit TNI mengenakan rompi biru yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-M di Lebanon mengadang tank Merkava milik militer Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI, Mayjen Victor Hasudungan Simatupang mengatakan, tindakan prajuritnya sebagai pasukan perdamaian yang mengadang tank Israel di Lebanon sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). "Itu semuanya prosedurnya sesuai dengan SOP yang dikeluarkan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Itu yang kita latihkan di PMPP TNI," kata Victor kepada wartawan di Jakarta, Jumat (19/6).

Aksi prajurit TNI di bawah bendera PBB itu terekam dalam video yang disiarkan Lebanese Army berdurasi satu menit, memperlihatkan sejumlah prajurit TNI dengan tenang mengadang tank Merkava Israel yang menerobos pagar pembatas kedua negara di Blue Line, yakni batas netral kedua negara yang terletak di wilayah Adisa, bagian selatan Lebanon.

Menurut Victor, para anggota TNI yang akan ditugaskan sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB sudah diberikan pelatihan khusus sebelum menjalankan misi, termasuk di Lebanon. "Jadi, selama lebih kurang 30 hari sebelum mereka berangkat misi, kita latihkan bagaimana bertindak di Blue Line, bagaimana bertindak di homebase, semua kita latihkan kepada mereka sesuai dengan SOP yang dikeluarkan PBB," tegasnya.

Abituren Akmil 1986 ini menyebutkan, anggota TNI yang termasuk dalam Kontingen Garuda saat ini berjumlah 1.254 personel, sementara yang bertugas di kawasan netral Lebanon-Israel tersebut sebanyak satu kompi. Kawasan Blue Line Lebanon-Israel memiliki panjang sekitar 400 kilometer yang dijaga pasukan perdamaian PBB dari berbagai negara, termasuk Indonesia. "Jadi, itu dibagi-bagi. Ada yang dari Spanyol, negara lain juga, untuk mengamankan Blue Line itu," kata Victor.

Kebetulan, ketegangan pasukan dua negara yang berujung pada pengadangan dan pengusiran tank kelas berat (MBT) Merkava itu terjadi di wilayah Blue Line yang dijaga pasukan perdamaian PBB dari Indonesia.

Kronologisnya, Victor menceritakan. ketegangan itu diawali masuknya tank Merkava milik militer Israel atau Israel Defence Forces (IDF) di wilayah Blue Line yang terpantau pasukan Lebanese Armed Forces (LAF) yang melakukan patroli. Tank Merkava milik Israel sempat meninggalkan lokasi, namun kembali lagi dengan kekuatan lebih besar melakukan manuver latihan dengan pasukan daratnya di lokasi.

Di sisi lain, tambahan pasukan Lebanon bersenjatakan 16 pucuk senapan M16 tiba di lokasi, dan bergabung dengan pasukan patroli yang memantau sejak awal pergerakan tentara Israel. Pasukan perdamaian PBB dari Indonesia yang mendapatkan laporan segera menuju ke lokasi dipimpin oleh Mayor Inf Handi Wibowo selaku Komandan Kompi Alfa dengan kekuatan sekitar 23 orang.

Pasukan TNI kemudian menempatkan diri di antara pasukan IDF dan LAF dengan mengibarkan bendera UN (United Nation), dan menghimbau agar tidak terjadi konfrontasi antarkedua angkatan bersenjata. Akhirnya, tank Merkava Israel beserta pasukan IDF meninggalkan lokasi, disusul oleh pasukan LAF sehingga tidak terjadi konfrontasi bersenjata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement