Jumat 19 Jun 2020 23:10 WIB

Tiga Kunci Meningkatkan Daya Saing Industri Halal

Industri halal perlu terus meningkatkan daya saingnya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Tiga Kunci Meningkatkan Daya Saing Industri Halal. Foto ilustrasi: Pengunjung menyaksikan sejumlah produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dipamerkan pada kegiatan penyerahan sertifikat halal di Kantor Majelis Permusyawaran Ulama (MPU), Aceh Besar, Aceh, Kamis (12/12/2019).
Foto: Antara/Ampelsa
Tiga Kunci Meningkatkan Daya Saing Industri Halal. Foto ilustrasi: Pengunjung menyaksikan sejumlah produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dipamerkan pada kegiatan penyerahan sertifikat halal di Kantor Majelis Permusyawaran Ulama (MPU), Aceh Besar, Aceh, Kamis (12/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bidang Pengembangan Ekonomi Syariah & Industri Halal KNEKS, Afdhal Aliasar mengatakan, industri halal di Indonesia perlu terus meningkatkan daya saing agar mampu berkompetisi di pasar internasional. Hal ini disampaikan Afdhal dalam acara Academic-Business-Government (ABG) Gathering on Halal dengan tema "Industri Halal, UMKM dan Daya Saing Ekonomi Nasional".

Untuk meningkatkan daya saing tersebut, lanjut Afdhal, maka pelaku usaha atau industri harus melakukan tiga hal. Pertama, yaitu harus mampu meningkatkan kualitas yang dihasilkannya agar memenuhi standar pasar internasional.

Baca Juga

"Kedua, harus mampu memenuhi kapasitas produksi, sehingga skill dalam production harus memadai. Yang ketiga, harus ada continuity, yaitu produknya selalu diproduksi sehingga selalu ready stock secara berkesinambungan," kata Afdhal dikutip dari laman resmi BPJPH, Jumat (19/6).

Hal senada juga diungkapkan oleh Sri Yunianti yang mewakili Dirjen IKM Kementerian Perindustrian. Menurut Sri, untuk menembus pasar ekspor pelaku industri perlu memenuhi prasyarat mutu dan juga kontinuitas ketersediaan produk.

"Untuk ekspor yang harus kita berdayakan bersama agar IKM bisa berdaya saing ekspor, selain prasyarat mutu juga prasyarat kontinuitas produksinya," ucapnya.

Saat ini pangsa pasar produk IKM memang masih didominasi pasar lokal dalam negeri. Menurut Sri, dari 4,4 juta IKM di Indonesia, sebagian besarnya adalah industri kecil yaitu 98 persen. Dan dari produksi IKM, 98 persen pasarnya adalah pasar dalam negeri, atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan lokal.

Sri menjelaskan bahwa salah satu kendala industri halal yang dihadapi adalah bahan baku yang masih mengandalkan bahan impor.

"Ingredient produk halal masih kebanyakan impor, padahal kita punya potensi besar untuk mensubsitusi bahan-bahan baku impor tersebut. Dan karena itu Kemenperin berupaya meningkatkan substitusi impor ini untuk dipenuhi di dalam negeri, dengan pemberdayaan semua sektor dari hulu ke hilir," jelas Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement