Jumat 19 Jun 2020 20:40 WIB

Serap Cabai Petani, Kementan Bantu Biaya Distribusi Pangan

Sejak April kementan memfasilitasi distribusi cabai ke wilayah yang langka pasokan

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menjaga pasokan pangan agar merata dan terjangkau di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk komoditas cabai yang saat ini masih panen di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Foto: istimewa
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menjaga pasokan pangan agar merata dan terjangkau di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk komoditas cabai yang saat ini masih panen di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–-Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menjaga pasokan pangan agar merata dan terjangkau di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk komoditas cabai yang saat ini masih panen di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Agar produksi cabai dari petani terdistribusi merata di seluruh Indonesia dan mencegah terjadinya kelebihan produksi di suatu wilayah, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan intervensi berupa fasilitasi biaya distribusi dari wilayah surplus ke wilayah defisit. Dengan demikian diharapkan terjadi stabilisasi pasokan dan harga cabai. 

Untuk itu, sejak awal April 2020, Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan memfasilitasi bantuan transport untuk distribusi cabai dari wilayah sentra yang sedang panen ke wilayah yang mengalami kelangkaan pasokan serta mengalami kondisi harga yang cukup tinggi.

Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Risfaheri mengatakan, jumlah pengiriman cabai dari wilayah yang sedang panen mencapai 78,5 ton terdiri dari cabai besar/cabai merah keriting mencapai 16 ton, dan untuk cabai rawit merah pengiriman sudah mencapai 62,5 ton.

“Cabai kita kirim dari wilayah yang sedang panen di Jawa Tengah dan Jawa Timur ke berbagai daerah seperti Jambi, Sumbar, Kalteng, dan Kalbar” ungkap Risfaheri.

“Upaya fasilitasi ini sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, agar petani dapat tetap semangat berproduksi karena adanya jaminan pasar,” tambahnya.

Risfaheri mengungkapkan ke depan masih akan melakukan fasilitasi pengiriman agar panen petani dapat segera terserap dan harga cabai dapat segera stabil. Saat ini harga cabai di pasaran sudah stabil, sedangkan harga di produsen khususnya di Jawa tengah dan Jawa Timur sudah mulai terdongkrak. 

Rata-rata nasional harga cabai tingkat konsumen saat ini sekitar Rp 30.800 perkilogram untuk cabai rawit merah dan Rp 26.500 perkilogram untuk cabai merah keriting. Untuk wilayah sentra produksi seperti Jawa Timur, harga cabai rawit merah Rp 15.200 perkilogram dan cabai merah keriting Rp 16.500 perkilogram. Hal yang sama di Jawa Tengah, harga cabai rawit merah Rp 19.500 perkilogram dan cabai merah keriting Rp 14.600 perkilogram.

Sementara itu, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Andriko Noto Susanto mengatakan, intervensi yang dilakukan Kementan ini didasarkan pada analisis dan kajian mengenai pasokan pangan di sejumlah wilayah. Diketahui bahwa Jawa Tengah dan Jawa Timur saat ini masih mengalami panen cabai sehingga terdapat pasokan cabai yang cukup melimpah yang harganya cenderung murah.

“Hasil pemetaaan kita hingga minggu II Juni menunjukkan bahwa pasokan komoditas cabai besar dan cabai rawit sebagian besar provinsi aman,” kata Andriko.

Ditambahkan Andriko, hanya dua provinsi yang saat ini mengalami lonjakan harga akibat defisit cabai yaitu Kalimantan Utara dan Papua. Sementara beberapa provinsi lainnya defisit dapat segera ditutup oleh mekanisme perdagangan dengan cepat sehingga harga cenderung stabil.  Untuk itu, pihaknya akan segera melakukan intervensi pasokan ke wilayah tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement