Kamis 18 Jun 2020 19:30 WIB

Erick Thohir: Kita Bisa Swasembada Gula Konsumsi

Erick ingin sinergitas BUMN mampu mewujudkan swasembada gula ke depan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
pabrik Gula
pabrik Gula

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana mengkonsolidasikan BUMN yang bergerak di bidang pangan, pertanian, hingga perkebunan. Erick ingin meningkatkan sinergitas antara BUMN tersebut sebagaimana yang telah dilakukan terhadap BUMN-BUMN kesehatan atau logistik.

"Kemarin baru ada rapat pangan, belum sebagus (konsolidasi BUMN) logistik atau farmasi, masih ada satu-dua poin, tapi salah satu distribusi kita, BGR Logistics itu akan kita fokuskan untuk mendukung pangan, lalu juga coba sinergikan Pupuk Indonesia dengan (BUMN) pertanian, perkebunan, supaya benar-benar pemetaannya pas," ujar Erick di Jakarta, Kamis (18/6).

Baca Juga

Erick juga memastikan distribusi bantuan pupuk agar lebih tepat sasaran kepada para petani yang membutuhkan. "Bukan kita antikorporasi, kalau kita subsidi pupuk yang dapat bukan petani tapi korporasi, kita akan berdosa. Ini yang kita akan coba," lanjut Erick.

Erick juga sedang meninjau ulang peran Bulog, PPI, dan Berdikari agar tidak saling tumpang tindih. Selain itu, Erick ingin sinergitas BUMN mampu mewujudkan swasembada gula ke depan.

"Kita mengharapkan juga ada perubahan kebijakan ke depan. Kalau kita lihat apa yang terjadi di impor gula, dari kebutuhan 3,5 juta ton gula konsumsi, sekarang kita masih impor 1,5 juta ton, dari BUMN 800 ribu ton dan swasta 1,2 juta ton. Kita mau coba bisa tidak dengan sinergi Pupuk, perkebunan, dan pertanian, kita bisa swasembada gula," ucap Erick.

Erick optimistis hal ini dapat terealisasi. Erick meminta klaster perkebunan yang diisi PTPN dan Perhutani meningkatkan produktivitas gula konsumsi. Erick mencontohkan PTPN dan Perhutani memiliki 130 ribu hektare lahan pertebuan. Apabila per hektare ditambah plasma rakyat 140 ribu hektare akan menghasilkan 270 ribu hektare.

"Kalau masing-masing hektare produksi 7 ton, bukan tak mungkin PTPN dan Perhutani jadi tulang punggung swasembada gula yang sekarang ini selalu jadi isu impor terus," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement