Kamis 18 Jun 2020 19:22 WIB

Hikmah di Balik Ibadah Kurban

Terkadang ibadah kurban seakan menjadi prioritas terakhir.

Hewan Kurban
Foto: Dok PPPA Daarul Quran
Hewan Kurban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagaimana diketahui bahwa hukum kurban bagi muslim yang berpegangan pada madzhab Imam Asy-Asyafi'i adalah sunnah muakkadah, artinya ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk melakukannya.

Namun, terkadang ibadah kurban seakan menjadi prioritas terakhir ketika memiliki kelebihan harta. Padahal, jika diakumulasikan dengan kebiasaan belanja barang-barang sekunder yang ditotal hingga satu tahun, maka sudah cukup untuk berkurban.

Baca Juga

Ustadz Ahmad Jamil, Pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur'an mengatakan bahwa paling parahnya saja jika seseorang perokok mampu mengeluarkan 20 ribu perhari untuk membeli rokok, maka seharusnya seseorang tersebut juga sudah mampu berkurban. Bukan malah ketagihan merokok.

Ibadah kurban memang bukan seperti ibadah puasa Ramadan yang dihukumi wajib. Akan tetapi, jika mengetahui hikmah di balik berkurban, seharusnya setiap muslim pun memiliki semangat yang tinggi untuk melaksanakan ibada kurban. Terlebih, pelaksanaannya hanya satu tahun sekali.

"Hikmah disyariatnya kurban adalah tumbuhnya kecintaan menghidupkan sunnah, artinya kita mengiuti ajaran Nabi Muhammad," ucap Ustadz Jamil, sapaannya dalam acara Ngobrol Bareng KH. Ahmad Jamil dengan tema 'Menuai Berkah dengan Berkurban' bersama PPPA Daarul Qur'an, Rabu (17/6).

Ia melanjutkan, hikmah yang dapat diambil dari syariat kurban adalah kesabaran. Sebab, belajar kesabaran dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Bagaimana mereka mengikuti dan taat kepada perintah Allah.

"Nabi Ibrahim lama meminta kepada Allah untuk bisa mendapatkan anak, dan kemudian Allah ngasih yaitu Nabi Islamil, dan itu Allah minta lagi, karena Allah mau ngasih tahu kalau kecintaan beliau kepada Nabi Ismail jangan sampai melebihi kecintaan kepada Allah, ini bukti kecintaan kepada Allah, cinta betul," ungkap Ustadz Jamil.

Kemudian, ia menjelaskan bahwa hikmah silaturrahim juga dapat dipetik dari praktik kurban. Artinya, terjalin tali silaturrahim dengan keluarga, saudara, tetangga, sahabat, dan juga antara orang kaya dan orang miskin, orang mampu dan kurang mampu.

Jika silaturrahim telah terjalin maka kehidupan sosial seseorang akan lebih baik karena merasa hidup dengan orang lain. Di antaranya keluarga, sahabat dan lain sebagainya.

Terakhir, hikmah puncak dari syariat kurban adalah bentuk syukur kepada Allah. Sebab, Allah yang telah memberikan hidup kepada setiap makhluk tanpa memberi bandrol harga pada tiap kenikmatannya. Oleh karena itu, kurban juga merupakan wujud syukur seorang hamba kepada Allah.

Sementara itu, Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an, Abdul Ghodur mengatakan bahwa lembaganya kini sudah membuka layanan kurban terbaik untuk memudahkan calon pekurban menunaikan ibadah kurbannya. Pihaknya telah mempersiapkan kemudahan bagi tiap muslim yang akan berkurban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement