Jumat 19 Jun 2020 04:23 WIB

Indonesia Bidik 150 Perusahaan AS dan Jepang

Indonesia harus mempersiapkan diri karena negara lain juga melakukan hal yang sama

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Cikarang menjadi salah satu pusat investasi asing di Tanah Air. Tampak prosesi seremoni ekspor perdana All New Ertiga dan NEX II di pabrik PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), Cikarang, Senin (22/10).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Cikarang menjadi salah satu pusat investasi asing di Tanah Air. Tampak prosesi seremoni ekspor perdana All New Ertiga dan NEX II di pabrik PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), Cikarang, Senin (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah sedang  fokus mengundang investor asal Jepang dan Amerika Serikat (AS) untuk berinvestasi di Indonesia. Seperti diketahui kedua negara tersebut akan menarik seluruh perusahaannya dari China. 

"Perdana Menteri Shinzo Abe (Perdana Menteri Jepang) sudah tegaskan agar perusahaan Jepang keluar dari China. sedangkan Trump (Presiden AS) masih berupa ancaman belum kebijakan, ini potensi yang harus kita tangkap," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam webinar di Jakarta pada Kamis, (18/6).

Ia menyebutkan, ada 150 perusahaan yang berpeluang keluar dari China dan ditargetkan melakukan relokasi di Tanah Air. Sebanyak 40 di antaranya perusahaan asal Jepang, sisanya yakni 110 merupakan perusahaan AS. 

"Kita sebagai bangsa harus benar-benar siapkan ini, karena tentu kompetitor kita juga lakukan upaya sama bahkan lebih. Negara-negara ASEAN pasti berlomba gelar karpet merah, belum lagi bicara soal India, Bangladesh, dan lainnya," tegas Agus. 

Dirinya bercerita, saat melakukan fit and proper test untuk menjadi Menteri Perindustrian, Presiden Joko Widodo memerintahkannya berkeliling dunia dan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) demi mencari investor. "Setelah saya keliling, saya temukan yang menjadi sorotan negara luar agar mau menjadi investor di sebuah negara, ada dua hal yakni berkaitan lahan dan ketenagakerjaan," tutur dia. 

Kedua hal tersebut, sudah diatur dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja. Maka menurut dia, disayangkan bila RUU itu saat ini belum diketok palu. "RUU Cipta Kerja sangat dibutuhkan dalam rangka ciptakan kondisi sangat kondusif. Ini ditunggu investor luar negeri, jika sudah diketok palu dengan sendirinya investor langsung datang," kata Agus. 

Bagi dia, Indonesia merupakan salah satu negara yang diminati investor. Sebab, memiliki populasi atau pasar domestik besar, tidak semua negara mempunyai keunggulan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement