Kamis 18 Jun 2020 16:13 WIB

Polemik Muslimah Berhijab dalam Kontes Kecantikan Ghana

Tersingkirnya Muslimah berhijab dalam konteks kecantikan Ghana picu polemik.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Zainab Alhasan melakukan protes tersingkir dari kontes kecantikan Ghana.
Foto: Dok Istimewa
Zainab Alhasan melakukan protes tersingkir dari kontes kecantikan Ghana.

REPUBLIKA.CO.ID, ACCRA – Dugaan diskriminasi yang dialami Muslimah Ghana, Zainab Alhasan dalam sebuah kontes kecantikan menjadi perdebatan hangat warganet Ghana di media sosial. 

Berawal ketika Zainab yang merupakan seorang mahasiswa dari Institut Jurnalis Ghana menceritakan dalam jejaring Facebook miliknya tentang bagaimana dirinya kehilangan kesempatan mewakili Wilayah Barat pada audisi  Ghana Most Beautiful 2020 yang diselenggarakan TV3 di kota Kumasi. Ia tak bisa lolos lantaran hijab yang dikenakannya dipersoalkan.  

Baca Juga

"Selama audisi yang melakukannya dengan baik, tak sekali pun gagal. Saya tak gemetar atau gugup, bahkan saya percaya diri. Tetapi berbeda ketika masalah tentang hijab datang," kata Zainab seperti dilansir Ghana Web pada Kamis (18/6).

Zainab menjelaskan dirinya mendapat pertanyaan bertubi-tubi tentang hijabnya ketika audisi.  "Saya ditanya mengapa saya memakai hijab untuk audisi? Saya menjelaskannya. Saya ditanya sekali lagi,  apakah saya akan melepas hijab dalam kontes, bila diminta dalam satu kegiatan atau lainnya? Dalam hal ini saya beritahu mereka, tak ada yang bisa dilakukan seseorang dengan jilbabku. Pertanyaan lain dilontarkan, sebab saya bersikeras tak melepasnya. Apa anda mandi dengan hijab? Pertanyaan yang konyol itu pun masih saya menjawabnya. Saya juga ditanyai bagaimana mengurus rambut saya. Saya lalu katakan pada mereka, yang jelas saya pergi ke salon. Sekitar 40 persen pertanyaan yang diajukan berdasarkan hijab saya," kata Zainab.  

Hingga waktu eliminasi dan pemilihan siapa yang akan lanjut ke tahap berikutnya pun tiba. Zainab menjadi peserta audisi yang keempat dipanggil. Para juri pun mengumumkan bahwa Zainab tidak lolos karena tak melepas jilbabnya.  

"Zainab Anda sangat baik tapi karena Anda memutuskan tak melepas jilbab, tak ada yang bisa kami lakukan," begitu pengumuman dewan juri yang diulangi Zainab dalam jejaring sosialnya.  

Zainal pun mengaku hancur mendengar pengumuman itu meski ia berusaha untuk tenang. "Saya yakin gadis-gadis di sama yang terpilih ke tahap berikutnya sangat baik, tak diragukan lagi. Dan saya tak tahu apa yang mereka lakukan lebih baik dari saya. Saya tak mengerti mengapa hijab saya menjadi faktor penghambat bagi kemajuan saya dalam kompetisi," kata Zainab. 

Namun sebagian kelompok warganet justru mendukung keputusan TV3 mendiskualifikasi Zainab. Sebab acara itu disebutkan dari awal memang mempunyai aturan tak mengizinkan wanita Islam berpartisipasi dalam kontes publik yang memperlihatkan kecantikan dan bentuk tubuh pada dunia. Para pendukung acara itu menegaskan TV3 memiliki aturan dan regulasi sendiri yang harus dihormati terlepas dari latarbelakang agama seseorang.   

Seperti dilontarkan mantan pejabat asosiasi sepak bola Ghana, Tamimu Issah yang juga seorang Muslim. Ia mendukung TV3 mendiskualifikasi Zainab. "Apa gunanya berpartisipasi dalam kontes kecantikan dengan kepala tertutup dan bagian tubuh lainnya menggoda? Sediakan semangatmu untuk kampanye pro jilbab yang progresif seperti menghormati hak-hak mahasiswa Muslim, perawat, untuk mengenakan jilbab mereka tanpa diskriminasi. Pertarungan dengan TV3 seperti seorang Muslim yang marah karena ditolak aksesnya ke pesta daging babi dan anggur," katanya.  

Begitupun dengan presenter Muslim, Saddick Addams yang menilai Zainab memaksa TV3 menerima agamanya ketika Zainab sendiri telah mengetahui aturan audisi sejak awal. "Kalau dia diusir dari sekolah umum, kantor publik atau rumah sakit saya berada di sini membelanya. Tapi Anda tak akan membawa agama dan kepercayaan Anda pada bisnis pribadi seseorang. Mengapa ada orang yang berpikir bahwa program atau acara pribadi yang telah menetapkan kriteria dan persyaratan standar mereka sendiri harus mengakui mereka bersama dengan keyakinan agama mereka? Dia dapat ikut serta dalam kontes kecantikan Muslim yang memungkinkan kontes memakai Abaaya dan Hijab," katanya.  

Namun demikian Zainab dan para pendukungnya berpikir sebaliknya. Mereka menolak diskualifikasi Zainab berdasarkan Konstitusi Ghana yang menyatakan bahwa seseorang tidak boleh didiskriminasi dengan alasan jenis kelamin, ras, warna kulit, asal etnis, agama, kepercayaan atau status sosial atau ekonomi  

Pengacara Abulais Yaro Haruna mengatakan setiap kontes kecantikan memiliki peraturan yang harus diketahui para kandidat yang ingin berpartisipasi. Namun, ia menjelaskan bahwa peraturan dan regulasi  seharusnya tidak menggantikan apa yang dinyatakan oleh konstitusi Ghana tentang diskriminasi.  

Sementara itu salah satu juri audisi, Pangeran David Osei menilai bahwa Zainab hanya mencari perhatian dan simpati di media sosial. 

 

Sumber: https://www.ghanaweb.com/GhanaHomePage/entertainment/To-remove-or-not-to-remove-Muslims-divided-over-hijab-controversy-on-Facebook-982699  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement