Kamis 18 Jun 2020 14:58 WIB

Jalur Palu-Kulawi Kembali Putus Diterjang Banjir

Jalan provinsi yang menghubungkan palu dan kulawi terputus

Operator alat berat menata tumpukan batu pada proyek pembangunan tanggul laut Teluk Palu di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (5/4/2020). Sejumlah proyek rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut diupayakan tetap berjalan di tengah mewabahnya COVID-19
Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah
Operator alat berat menata tumpukan batu pada proyek pembangunan tanggul laut Teluk Palu di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (5/4/2020). Sejumlah proyek rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut diupayakan tetap berjalan di tengah mewabahnya COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI  - Jalur jalan yang menghubungkan Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan sejumlah desa di Kulawi, Kabupaten Sigi, putus akibat banjir yang terjadi pada Rabu (17/6) malam.

"Sejak tadi malam jalan provinsi itu putus total," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng, Bartholomeus Tandigala, Kamis (18/6).

Ia mengatakan selain badan jalan diterjang banjir, ada satu unit rumah warga mengalami kerusakan berat. Pihaknya, kata dia, sejak kejadian sudah berada di lokasi banjir.

"Saya dan teman-teman BPBD Provinsi Sulteng langsung menuju lokasi saat ada informasi banjir yang menerjang jalan antara Desa Omu dengan Desa Saluki, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi," katanya.

Putusnya jalan Palu-Kulawi bukan baru kali pertama terjadi. Ia mengatakan jalur tersebut memang sangat dekat dengan daerah aliran sungai. Saat banjir besar, jalan itu seringkali putus, sebab belum memiliki tanggul pengaman.

Tanggul pengaman sungai sedang dalam proses pembangunan mulai dari Desa Tuva dan belum rampung karena itu, saat bencana banjir, airnya dipastikan mengaliri badan jalan.

Bartholomeus juga menambahkan pihak PU Binamarga Provinsi Sulteng pagi tadi sudah mengirimkan alat berat ke lokasi untuk menormalkan kembali arus lalu lintas kendaraan.

"Kalau mobil belum bisa lewat, baru sepeda motor, itupun harus digotong warga," kata Bartholomeus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement