Kamis 18 Jun 2020 13:53 WIB

Dinkes: 247 Santri Ponpes Gontor Asal Riau Negatif Covid-19

Para santri asal Riau bisa melanjutkan pendidikannya di Ponpes Gontor.

Seorang santri Pondok Pesantren Gontor menjalani tes Covid-19 (Ilustrasi). Dinas Kesehatan Riau menyatakan sebanyak 247 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor asal Riau yang akan kembali menempuh pendidikan ke Jawa Timur dinyatakan negatif Covid-19.
Foto: ANTARA/JESSICA HELENA WUYSANG
Seorang santri Pondok Pesantren Gontor menjalani tes Covid-19 (Ilustrasi). Dinas Kesehatan Riau menyatakan sebanyak 247 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor asal Riau yang akan kembali menempuh pendidikan ke Jawa Timur dinyatakan negatif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Dinas Kesehatan Riau menyatakan sebanyak 247 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor asal Riau yang akan kembali menempuh pendidikan ke Jawa Timur dinyatakan negatif Covid-19. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan sampel swab di laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

"Sebanyak 247 santri tersebut dilakukan tes swab sejak Minggu (14/6) untuk sebanyak 78 santri, Senin (15/6) 89 santri, dan Selasa (16/6) 80 santri," kata Kepala Dinas Kesehatan Riau dr Mimi Yuliani Nazir dalam penjelasan di Pekanbaru, Kamis (18/6).

Baca Juga

Selain para santri dari Ponpes Gontor, ia mengatakan, hingga saat ini tidak ada pengajuan untuk pelaksanaan tes swab bagi santri-santri asal pondok pesantren lainnya. Ia menjelaskan tes swab dilakukan kepada santri terkait masa darurat Covid-19 yang telah berganti dengan pemberlakuan tatanan normal baru. 

Karena itu, masyarakat sudah dapat beraktivitas kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Begitu pula dengan para santri asal Riau yang sedang menjalani protokol kesehatan tetap diam di rumah kini bisa melanjutkan pendidikannya kembali ke Ponpes Gontor di Jawa Timur.

"Untuk dapat kembali melanjutkan pembelajarannya, tentunya santri pondok pesantren harus memenuhi persyaratan perjalanan, yakni memiliki Surat Keterangan Medis (SKM)Polymerase Chain Reaction Swab (PCR) dari RSUD," demikian Mimi Yuliani Nazir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement