Kamis 18 Jun 2020 01:48 WIB

Arab Saudi Pakai Dexamethasone untuk Obati Pasien Covid-19

Pasien Covid-19 yang butuh oksigen dan dirawat akan diizinkan gunakan dexamethasone.

Rep: Mabruroh/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Relawan Arab Saudi memeriksa suhu tubuh rekannya menyusul pandemi virus Covid-19 di Riyadh, Arab Saudi, 10 Mei 2020.
Foto: Reuters
Relawan Arab Saudi memeriksa suhu tubuh rekannya menyusul pandemi virus Covid-19 di Riyadh, Arab Saudi, 10 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH  -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi mengumumkan pada hari Rabu (17/6) bahwa mereka telah menyetujui penggunaan dexamethasone untuk pengobatan pasien virus corona. Dilansir dari Saudi Gazette pada Kamis (18/6), obat kortison telah dimasukkan dalam protokol perawatan kementerian untuk pasien Covid-19. Pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen dan dirawat di rumah sakit, terutama di unit perawatan kritis, akan mendapatkan obat tersebut.

Dexamethasone adalah steroid generik yang banyak digunakan pada penyakit lain untuk mengurangi peradangan. Obat ini membantu menghentikan beberapa kerusakan yang dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami overdrive, yakni ketika mencoba melawan virus.

Kementerian mengatakan bahwa ada penelitian ekstensif yang sedang berlangsung dan beberapa hasilnya telah diterbitkan pada Selasa (26/6). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dexamethasone dianggap mampu mengurangi risiko kematian pasien Covid-19.

Pasien yang menggunakan ventilator di unit perawatan intensif sebesar 35 persen. Alat tersebut dan obat dexamethasone juga dianggap mampu menurunkan tingkat kematian pasien. Pasien menggunakan oksigen, tetapi tidak menggunakan ventilator sebesar 20 persen.

Kementerian Kesehatan menekankan bahwa mereka terus memperbarui protokol terapeutik untuk pasien virus corona dengan menambahkan obat apa pun yang berdampak positif pada pasien. Perlu diketahuii bahwa sejak awal pandemi terjadi, Kerajaan Saudi telah bersiap untuk mengembangkan protokol perawatan yang terus diperbarui oleh komite ilmiah khusus dan didistribusikan ke dokter yang menindaklanjuti dan merawat pasien yang terinfeksi virus corona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement