Rabu 17 Jun 2020 23:14 WIB

UGM Raih Juara Indonesia Esports League

Tim dari UGM menaklukan Tim Kwik Kian Gie School of Business

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Akbar
Mobile Premier League sebagai platform esports berbasis ketangkasan terbesar di Asia Tenggara mengumumkan kolaborasinya bersama Agate, salah satu pengembang game terkemuka Indonesia.
Foto: Ist
Mobile Premier League sebagai platform esports berbasis ketangkasan terbesar di Asia Tenggara mengumumkan kolaborasinya bersama Agate, salah satu pengembang game terkemuka Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Pride Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses meraih juara pertama pada gim Dota 2 dari Indonesia Esports League (IEL) University Super Series. Gelaran itu sendiri diselenggarakan pada 11-12 Juni 2020 lalu.

Tim Esports UGM ini sukses melaju ke babak final setelah mengalahkan Tim Esports Universitas Indonesia. Lalu, masuk grand final berhadapan dengan Kwik Kian Gie School of Business.

"Di final juga berhasil menaklukan Tim Kwik Kian Gie School of Business dengan skor 2-0," kata Anggota Tim UGM Pride, Erwin Ginting, Selasa (16/6).

Erwin menyebutkan, UGM Pride terdiri dari dua tim berbeda yang ditujukan untuk memperkuat tim dalam gelaran IEL. Tim yang dibentuk pada September  2019 lalu itu beranggotakan mahasiswa lintas fakultas.

Hasyim Muhammad (Fakultas Teknik), Michael Edrick (FMIPA), Muhammad Amin (Fakultas Ekonomika dan Bisnis), Julian Edo Hartono (FMIPA), Cahya Bela Nuswantara (Fakultas Ilmu Budaya), dan Erwin Ginting (Fakultas Hukum).

Ia menjelaskan, secara garis besar pola permainan Dota 2 mirip olah raga konvensional catur. Perbedaannya, jika pada permainan catur, satu pemain mengendalikan semua bidak yakni prajurit, ratu, raja, kuda, dan benteng.

Namun, pada Dota 2 masing-masing bidak dikontrol satu orang pemain. Dalam Dota 2 sendiri, terdapat lima bidak yang kemudian diistilahkan sebagai hero. Tugas hero cukup sederhana yakni menghancurkan base atau markas tim lawan.

"Setiap hero memiliki fungsi permainan masing-masing. Ada yang bertindak sebagai penyerang utama, pelindung tim, pendukung penyerang atau sebagai penyembuh dari serangan dan mengembalikan keadaan pertempuran," ujar Erwin.

Gelaran grand final rencannya akan dilaksanakan secara terpusat di Ligagame Esports Arena di Jakarta Barat pada 11 April 2020. Tapi, dikarenakan pandemi Covid-19 pelaksanaan terpaksa ditunda dan digelar dari rumah masing-masing.

Founder dan Pengawas UGM Esports Community, Abyzan Syahadin (Fisipol), ikut mengapresiasi kemenangan UGM dalam IEL University Super Series. Terlebih, ini merupakan bidang baru, termasuk di UGM sebagai institusi pendidikan.

"Untuk itu, kemenangan Tim UGM pada gelaran esports nasional, antarperguruan tinggi pula, merupakan sebuah terobosan prestasi," kata Abyzan.

IEL University Super Series sendiri merupakan turnamen esports nasional resmi di bawah supervisi KOI, KONI, Kemenpora, dan Iespa. Pada 2020, IEL masuki musim kedua yang diikuti sebanyak 24 universitas di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement