Rabu 17 Jun 2020 16:50 WIB

China Desak India ke Jalur Dialog Setelah Bentrokan Tentara

China menuding India memprovokasi di wilayah perbatasan yang memicu bentrokan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pasukan keamanan India berjaga setelah bentrokan antara tentara India dan China di perbatasan
Foto: EPA
Pasukan keamanan India berjaga setelah bentrokan antara tentara India dan China di perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer China mendesak India agar melakukan pengekangan terhadap pasukannya yang bertugas di garis perbatasan kedua negara. Beijing menyerukan New Delhi kembali ke jalur dialog guna meredam ketegangan pasca-terjadinya bentrokan di wilayah Ladakh.

"Pasukan India telah melanggar janji mereka dan sekali lagi melewati Line of Actual Control (garis perbatasan de facto China-India) untuk kegiatan ilegal serta sengaja memprovokasi dan menyerang pasukan China sehingga memicu konflik fisik yang sengit antara kedua belah pihak dan menyebabkan jatuhnya korban," kata juru bicara Western Theater Command di Pasukan Pembebasan Rakyat Zhan Shuili pada Selasa (16/6), dikutip laman Xinhua.

Baca Juga

Dia mendesak India kembali ke jalur dialog. "Kami menuntut agar pihak India secara ketat menahan pasukan garis depan, segera menghentikan semua tindakan pelanggaran dan aksi provokatif, dan bekerja sama dengan China untuk kembali ke jalur dialog dan negosiasi yang benar untuk menyelesaikan perbedaan," ujarnya.

Pada Senin (15/6) malam, pasukan India dan China terlibat bentrok di wilayah Ladakh. Sebanyak 20 tentara India telah dikonfirmasi tewas dalam kejadian tersebut. Sementara pasukan China yang tewas dilaporkan mencapai sedikitnya 40 orang.

Menurut seorang sumber di pemerintahan India, pasukan kedua negara terlibat konfrontasi fisik dengan menggunakan batang besi serta batu. Tak ada tembakan yang dilepaskan. Bentrokan dilaporkan berlangsung selama beberapa jam.

Sejumlah laporan menyebut, pasukan China memasang tenda, menggali parit, dan memindahkan alat berat sejauh beberapa kilometer ke dalam wilayah yang dianggap India menjadi bagian dari teritorialnya, yakni di lembah Galwan di Ladakh. Langkah pasukan Negeri Tirai Bambu itu dilakukan setelah India membangun jalan sepanjang beberapa ratus kilometer di wilayah tersebut yang terhubung ke sebuah pangkalan udara.

China dan India memiliki perbatasan sepanjang 3.440 kilometer. Keduanya mempunyai klaim wilayah yang tumpang tindih. Garis demarkasi yang memisahkan klaim wilayah kedua negara di Ladakh dikenal dengan Line of Actual Control (LAC).

Karena medan perbatasan berupa sungai, danau, dan tebing bersalju, garis pemisah itu dapat bergeser. Hal tersebut menyebabkan pasukan patroli perbatasan kedua negara kerap bersinggungan dan tak jarang memicu perkelahian atau kontak fisik.

Peristiwa demikian terjadi di banyak titik di sepanjang LAC. Namun belum ada di antara mereka yang melepaskan tembakan selama empat dekade terakhir. Selama itu pula tak ada korban yang tewas akibat bentrokan atau perkelahian antara pasukan patroli perbatasan kedua negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement