Selasa 16 Jun 2020 19:04 WIB

Uni Eropa Didesak Bersikap Lebih Keras terhadap Israel

Uni Eropa ancam Israel jika lanjutkan rencana mencaplok Tepi Barat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera Uni Eropa.
Foto: EPA/Patrick Seeger
Bendera Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, LUKSEMBURG -- Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn mendesak Uni Eropa mengambil pendekatan lebih keras terhadap Israel yang berencana mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat. Dia menyebut Uni Eropa mungkin akan mengakui negara Palestina jika Israel melanjutkan rencananya.

"Hanya menulis surat penuh celaan akan menjadi penghinaan bagi Uni Eropa dan akan secara signifikan melemahkan kredibilitasnya. Pengakuan atas Palestina. Debat ini akan mendapatkan dinamika yang sepenuhnya baru. Saya bahkan akan menganggapnya tidak terhindarkan," kata Asselborn saat diwawancara majalah Jerman, Der Spiegel, Senin (15/6).

Baca Juga

Menurutnya, jika Uni Eropa mengakui negara Palestina, langkah itu dapat mendorong negara lain mengambil langkah serupa. "Jika pihak lain mengikuti, kemungkinan akan mencapai lebih dari sanksi ekonomi," ujar Asselborn.

Dalam pandangan Asselborn, pencaplokan Tepi Barat tak berbeda seperti ketika Rusia yang secara ilegal menganeksasi Krimea. "Saya tidak melihat perbedaan sama sekali. Aneksasi adalah aneksasi. Ini merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional," ucapnya.

Sebelumnya, Uni Eropa telah mengatakan akan melakukan semua upaya diplomatik untuk mencegah Israel mencaplok Tepi Barat.  “Apa yang semua orang sepakati adalah kita harus meningkatkan upaya kita dan menjangkau semua aktor yang relevan di Timur Tengah,” kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada 15 Mei lalu, dikutip laman Aljazirah.

Nantinya, Uni Eropa akan mendorong dialog yang melibatkan Amerika Serikat (AS), Palestina, Israel, dan negara-negara Arab. Kendati demikian, beberapa negara anggota perhimpunan Benua Biru telah mendesak Uni Eropa mengambil tindakan tegas terhadap Israel.

Israel berencana mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat pada 1 Juli mendatang. Ia telah menyatakan tidak akan mengakui negara Palestina sebagai bagian dari rencana aneksasi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement