Selasa 16 Jun 2020 18:24 WIB

Kemensos Bagikan 2.000 Paket Sembako di Bandung Barat

Tujuan bantuan kemensos agar bisa menjangkau seluruh masyarakat tanpa kecuali

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto tergerak langsung meninjau lokasi serta memberikan bantuan kepada 2.000 penerima Bantuan Sosial Kementerian Sosial di Kabupaten Bandung Barat, Selasa (16/6).
Foto: istimewa
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto tergerak langsung meninjau lokasi serta memberikan bantuan kepada 2.000 penerima Bantuan Sosial Kementerian Sosial di Kabupaten Bandung Barat, Selasa (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pandemi Covid-19 di Indonesia tidak hanya berdampak bagi kesehatan masyarakat, namun juga mengakibatkan roda perekonomian lumpuh. Kondisi ini, yang dialami oleh warga di Desa Tanimulya Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. 

Melihat kondisi tersebut, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto tergerak langsung meninjau lokasi serta memberikan bantuan. "Seperti kita lihat, ternyata dampak corona ini berantai. Sehingga Kemensos berupaya, selain adanya PKH dan BPNT yang diperluas,maka kita juga memperluas jangkauan. Salah satunya dengan menyalurkan bansos Kemensos Hadir bagi warga terdampak Covid-19 yang belum pernah mendapatkan bantuan sama sekali," ujar Edi dalam siaran persnya, Selasa (16/6).

Edi menjelaskan, sebanyak 2.000 paket  Bantuan Sosial Kemensos Hadir diberikan kepada warga terdampak Covid-19 di dua lokasi. Yakni, Desa Tanimulya dan Desa Karyawangi, masing-masing sebanyak 1.000 paket disalurkan. Bansos berisi beras, minyak goreng, mie instan, dan ikan kaleng.

Menurut Edi, tujuan Bansos Kemensos Hadir ini adalah supaya bantuan dapat menyentuh semua lapisan masyarakat terdampak, tanpa terkecuali. Kriterianya, warga tersebut diluar DTKS, belum pernah mendapat bantuan PKH dan BPNT. "Dimana pendataan mirip DTKS yaitu bottom up, berasal dari bawah. Lurah dapat menunjukkan nama,NIK dan alamat domisili, lalu kita verifikasi kemudian memberikan bantuan kepada mereka," papar Edi.

Warga di desa Tanimulya dan Desa Karyawangi  banyak perekonomiannya terdampak pandemi Covid-19 berdasarkan hasil pendataan RT, RW dan TKSK setempat. Warga dimaksud belum pernah mendapatkan bantuan, baik dari pemerintah pusat maupun dari daerah. Pekerjaan sehari-hari warga adalah buruh pabrik, buruh harian, usaha bengkel, ojek online, pedagang harian, dan Asisten Rumah Tangga.

Seperti yang disampaikan oleh Uus Kustiwa, Ketua RW 006, Desa Tanimulya sangat berterima kasih telah diberikan bantuan sembako ini untuk warganya yang terdampak Covid-19. "Dampak Covid-19  sangat terasa sekali,karena sebagian warga di RW 006 adalah buruh tani, buruh bangunan, buruh harian, ojek online, pedagang kecil," kata Uus. 

Bantuan ini sangat bermanfaat bagi mereka yang terdampak langsung karena kehilangan pekerjaannya. "Mudah mudahan ini bisa mencukupi ekonomi mereka," katanya.

Menurut Dayat (70 tahun), hampir 4 bulan sekolah tidak aktif dan menggunakan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sehingga ia tidak ada pendapatan harian. Dayat sehari-hari menjajakan makanan di salah satu sekolah di Desa Tanimulya. Sehingga saat diberikan bantuan, Dayat terharu dan berterimakasih masih ada perhatian dari Kementerian Sosial bagi keluarganya.

"Pekerjaan sehari hari abah (Dayat) berdagang di sekolahan. Sekarang sudah lama tidak berdagang, sudah 4 bulan tidak ada penghasilan dan menganggur. Sehari hari yang ada saja yang dimakan, abah (Dayat) merasakan benar nikmatnya dapat bantuan sembako ini" papar Dayat.

Menjelajahi gang sempit dan masuk ke kampung, Edi Suharto menemui sekaligus memberikan bansos Kemensos Hadir untuk ibu Euis (70) yang menderita stroke sejak 8 bulan yang lalu dan sudah tidak memiliki suami.

Di umur yang semakin tua, ia hanya bisa sedikit berbicara ketika orang lain ajak berbicara dan sehari-hari hanya bisa beraktivitas di kursi roda. Euis dan keluarganya sangat berterima kasih mendapat bansos sembako tersebut."Terima kasih sudah diberikan bantuan, mudah mudahan bermanfaat untuk sekeluarga" kata keluarga ibu euis.

Turut mendampingi Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial pada acara tersebut Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial, Tenaga Teknis Direktorat PSPKKM, Kasubdit TMPNU, MPN dan TMPN, dan Kabag OHH Ditjen Dayasos. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement