Selasa 16 Jun 2020 13:21 WIB

Pakar Sarankan Pelaku Ekraf Berorientasi Perilaku Konsumen

Para pelaku industri kreatif harusnya bisa berkelit dari dampak pandemi Covid-19.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fuji Pratiwi
Pengunjung memilah sandal berbahan dasar limbah kain saat gelaran Produk Industri Kreatif Menengah Jakarta di Mal Sarinah, Jakarta (ilustrasi). Pakar dari UNS menyarankan para pelaku ekonomi kreatif mengorientasikan bisnisnya berdasarkan perubahan perilaku konsumen di masa pandemi Covid-19.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung memilah sandal berbahan dasar limbah kain saat gelaran Produk Industri Kreatif Menengah Jakarta di Mal Sarinah, Jakarta (ilustrasi). Pakar dari UNS menyarankan para pelaku ekonomi kreatif mengorientasikan bisnisnya berdasarkan perubahan perilaku konsumen di masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang juga sebagai Dewan Penasehat Solo Creative City Network (SCCN), Ahmad Adib, menyarankan para pelaku ekonomi kreatif mengorientasikan bisnisnya berdasarkan perubahan perilaku konsumen di masa pandemi Covid-19. Perilaku konsumen yang dimaksud Adib adalah mengubah orientasi usaha pada pemenuhan kebutuhan primer konsumen.

Adib mengungkapkan sejumlah sektor ekonomi terkena dampak langsung pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 juga mengubah pola konsumsi, selera, dan daya beli masyarakat yang semula membeli barang kini lebih berdasarkan kebutuhan dan manfaat. 

Baca Juga

Ada prospek usaha yang menjanjikan di tengah pandemi Covid-19, seperti kebutuhan pokok, kesehatan, layanan antar barang, komunikasi, pendidikan, serta pelatihan daring.

Para pelaku industri kreatif harusnya tetap bisa berkelit dari dampak pandemi Covid-19. Justru di saat krisis ini, mereka harusnya berpikir dan mengerjakan sesuatu yang saat normal tak terpikirkan dan tak terkerjakan.

"Yang terpenting harus berorientasi pada perubahan perilaku konsumen, tingkatkan kualitas manajerial dan maksimalkan marketing communication," ujar Adib yang juga pendiri Lestude Creative Start Up Center melalui siaran pers, Senin (15/6).

Dia menyarankan pelaku industri kreatif membekali pengetahuan manajerial start up, business plan, visual branding, dan marketing communication. Hal sangat diperlukan dan menjadi tantangan serta peluang bagi pelaku ekonomi industri kreatif.

Adib ymelihat pelaku ekonomi kreatif tidak dapat bergerak sendiri. Mereka harus bekerja sama dengan sesama pengusaha, koperasi, asosiasi dan lembaga keuangan. Peran pemerintah juga sangat diperlukan untuk menyiapkan industri kreatif menghadapi new normal. Pemerintah disarankan juga membekali modal berupa pola pikir, ilmu, konsep, strategi, hard skill, dan soft skill wirausaha.

"Sehingga target pemerintah tidak hanya mengeluarkan dana, tapi keberhasilan dan perkembangan usahan yang keberlanjutan agar para pelaku industri kreatif mandiri," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement