Selasa 16 Jun 2020 07:52 WIB

Dongkrak Ekonomi, Inggris Tinjau Ulang Aturan Jaga Jarak

Ada kemungkinan aturan jaga jarak diperpendek dari yang sekarang diterapkan.

Rep: Rizky surya/ Red: Friska Yolandha
Seorang pejalan kaki berjalan melintasi Jembatan Milenium di atas sungai Thames di London, Senin (11/5). Inggris tengah meninjau ulang aturan jaga jarak dua meter demi mencegah penularan virus corona.
Foto: AP /Kirsty Wigglesworth
Seorang pejalan kaki berjalan melintasi Jembatan Milenium di atas sungai Thames di London, Senin (11/5). Inggris tengah meninjau ulang aturan jaga jarak dua meter demi mencegah penularan virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak menyebut tengah meninjau ulang aturan jaga jarak dua meter demi mencegah penularan virus corona. Ada kemungkinan aturan jaga jarak diperpendek dari yang sekarang diterapkan.

Pemerintah Inggris memang ingin kembali mendongkrak ekonomi yang jatuh selama pandemi global corona. Angka penurunan ekonomi di Tanah Britania mencapai 25 persen.

Baca Juga

Sunak menjelaskan alasan peninjauan ulang aturan jaga jarak karena mendapat keluhan dari pelaku usaha. Mereka kesulitan menjalankan usaha ke situasi normal jika jaga jarak dua meter mesti diterapkan.

"Perdana Menteri mulai meninjau aturan jaga jarak dua meter secara komprehensif. Peninjauan ini melibatkan peneliti, ahli ekonomi dan lainnya," kata Sunak dilansir dari Sky News pada Senin, (15/6).

Sunak menekankan unsur keselamatan tetap menjadi prioritas pemerintah. Sehingga masyarakat tak perlu khawatir bahwa hasil peninjauan ulang berdampak buruk pada kesehatan.

Jika nantinya batas jarak sosial dikurangi maka berdampak signifikan pada peningkatan ekonomi. Misalnya, restoran dapat menampung tiga perempat dari kapasitas maksimal ketika jarak sosial diperpendek. Sebab restoran hanya bisa melayani sepertiga dari kapasitas jika menuruti aturan jarak sosial dua meter.

Sunak menyebut ekonomi Inggris jatuh hingga seperempat pada Maret dan April. Data itu baru diumumkan pekan lalu sebagai akibat lockdown.

"Kami tahu hal ini pasti akan terjadi, tapi sekarang kami tahu secara pasti lewat data ini," ucap Sunak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement