Senin 15 Jun 2020 22:31 WIB

KA Cepat Dilanjut Hingga Surabaya Tergantung Indonesia

Pandemi Covid-19 mengganggu pelaksanaan konstruksi proyek kereta cepat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Indira Rezkisari
Kereta api melintas di samping proyek pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Foto: ANTARA RAISAN AL FARISI
Kereta api melintas di samping proyek pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah sempat mengumumkan wacana untuk mengintegrasikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan Kereta Api Semicepat Jakarta-Surabaya. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ridwan Djamaluddin mengatakan untuk menentukan hal tersebut tidak bergantung mau atau tidaknya Jepang dan China bergabung, melainkan tergantung kemauan pemerintah Indonesia.

“Itu bukan persoalan Jepang dan China tapi itu urusan dalam negeri,” kata Ridwan dalam konferensi video, Senin (15/6).

Baca Juga

Meskipun begitu, Ridwan memastikan rencana diintegrasikannya kedua proyek tersebut masih sebatas rencana pemerintah Indonesia. Dia menegaskan, Indonesia belum dibicarakan rencana tersebut dengan pihak Jepang atau China.

Ridwan menegaskan, yang paling penting secara nasional skenario pembangunan dua proyek transportasi moda kereta api tersebut masih sesuai. “Kita memang bermitra. Ini adalah mitra strategis penting namun keputusan dengan pemerintah Indonesia dan yang pasti harus menguntungkan,” jelas Ridwan.

Dia menambahkan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya pada dasarnya harus efisien. Dengan begitu, dua moda transportasi tersebut nantinya dapat menawarkan solusi terbaik bagi masyarakat yang ingin menuju ke Bandung dan Surabaya.

Meskipun saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19, Ridwan memastikan kedua proyek tersebut belum terganggu. Hanya saja, dengan kondisi pandemi, Ridwan mengakui terdapat sejumlah kendala namun segera diatasi.

“Antisipasi harus diselesaikan. Proyek ini jalan terus secara umum, pembebasan lahan terkendala tapi sedikit-sedikit ada titik terang,” ungkap Ridwan.

Ridwan menambahkan, secara umum skema pembangunan proyek tersebut masih sama. Hanya saja dia mengakui terdapat perencanaan yang diubah karena menyesuaikan dengan kondisi di lapangan saat ini.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dari laporan Menteri BUMN terkait proyek KA cepat, terjadi pembengkakan biaya dan keterlambatan pembangunan selama setahun. “Arahan Bapak Presiden agar lebih ekonomis untuk didorong kelanjutan proyek,” ujar Airlangga usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Jumat (29/5).

Meskipun begitu, Airlangga tidak menjelaskan berapa pembengkakan biaya yang terjadi dan alasan di balik itu. Untuk menyiasati hal tersebut, Airlangga mengatakan Presiden Jokowi memerintahkan agar kelanjutan proyek dikerjakan lebih ekonomis.

Menurut Airlangga, Jokowi juga meminta proyek KA Cepat Jakarta-Bandung diintegrasikan dengan KA semicepat Jakarta-Surabaya. Dengan begitu, jalur yang ada nanti akan terhubung antara Jakarta-Bandung-Surabaya.

“Tidak hanya berhenti di Bandung, tetapi terus sampai Surabaya. Diusulkan pula agar konsorsium bisa ditambah oleh konsorsium dari Jepang,” ungkap Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement