Senin 15 Jun 2020 16:08 WIB

Impor Alat Rapid Test Jatim Meningkat 1.648 Persen

BPS Jatim juga mencatat peningkatan ekspor bahan baku alat-alat kesehatan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas menunjukan alat rapid test (ilustrasi). BPS mencatat peningkatan impor alat kesehatan terkait penanganan Covid-19 di Jawa Timur pada Mei 2020, terutama alat rapid test.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Petugas menunjukan alat rapid test (ilustrasi). BPS mencatat peningkatan impor alat kesehatan terkait penanganan Covid-19 di Jawa Timur pada Mei 2020, terutama alat rapid test.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengungkapkan adanya peningkatan impor alat kesehatan terkait penanganan Covid-19 di Jawa Timur pada Mei 2020. Kenaikan impor alat kesehatan, utamanya terjadi pada barang jadi.

Dadang menyatakan, kenaikkan yang paling signifikan terjadi pada alat rapid test, yang peningkatannya mencapai 1.648 persen secara bulanan (mtm). Yaitu dari 126.828 dolar AS pada April 2020 menjadi 2.217.360 dolar AS pada bulan berikutnya.

Baca Juga

Kenaikkan impor juga terjadi pada alat pelindung diri (APD), yang meningkat 493 persen (mtm). Yaitu dari 146,184 dolar AS menjadi 866,234 dolar AS. Kemudian virus transfer media meningkat 251 persen dari 9,508 dolar AS menjadi 33,380 dolar AS, kacamata pelindung naik 187 persen dari 68,104 dolar AS menjadi 195,189 dolar AS, dan hand santizer 141 persen dari 293,812 dolar AS menjadi 709,350 dolar AS.

"Impor alat kesehatan khususnya adalah rapid test kita pada Mei ini sangat tinggi," ujar Dadang saat menggelar konferensi pers secara daring, Selasa (15/6).

Dadang juga mengungkapkan terjadinya peningkatan ekspor untuk bahan baku alat-alat kesehatan terkait penanganan Covid-19 dari Jatim pada Mei 2020. Peningkaran tertinggi terjadi pada ekspor sarung tangan, yang meningkat 734 persen (mtm). Yakni dari 52,486 dolar AS pada April 2020 menjadi 437,515 dolar AS pada bulan selanjutnya.

Kenaikkan juga terjadi pada ekspor bahan baku hand sanitizer yang meningkat 114 persen. Yakni dari 1,941,078 dolar AS menjadi 4,159,651 dolar AS. Selanjutnya ekspor termometer, yang meningkat 107 persen. Yakni dari 2,916 dolar AS menjadi 6,023 dolar AS. Selanjutnya terjadi pada bahan baku masker yang meningkat 106 persen. Yakni dari 212,963 dolr AS menjadi 439,098 dolar AS.

"Ekspor bahan baku kesehatan seperti hand sanitizer, masker, termasuk sarung tangan, dan termometer mengalami peningkatan pada Mei 2020," ujar Dadang.

Secara keseluruhan, lanjut Dadang, ekspor Jawa Timur pada Mei 2020 turun sebesar 8,25 persen dibandingkan April 2020. Yaitu dari 1,37 miliar dolar AS menjadi 1,25 miliar dolar AS. Sementara dibandingkan Mei 2019, nilai ekspor Jatim juga mengalami penurunan sebesar 30,82 persen.

Begitu pun impor Jawa Timur pada Mei 2020 mengalami penurunan sebesar 30,21 persen dibandingkan April 2020. Yaitu dari 1,81 miliar dolar AS menjadi 1,26 miliar dolar AS. Impor Jatim juga mengalami penurunan sebesar 38,70 persen dibandingkan Mei 2019. Catatan tersebut menunjukkan, neraca perdagangan Jawa Timur selama Mei 2020 mengalami defisit sebesar 9,18 juta dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement