Senin 15 Jun 2020 14:47 WIB

Kementan Dukung Pengembangan Urban Farming

Urban farming perkotaan juga menghasilkan produk yang terkait kebutuhan pangan

Kegiatan pertanian di lahan terbatas wilayah perkotaan atau urban farming, tengah menjadi tren dan terus digalakkan, terutama di tengah pandemi Covid-19.
Foto: istimewa
Kegiatan pertanian di lahan terbatas wilayah perkotaan atau urban farming, tengah menjadi tren dan terus digalakkan, terutama di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan pertanian di lahan terbatas wilayah perkotaan atau urban farming, tengah menjadi tren dan terus digalakkan, terutama di tengah pandemi Covid-19. 

Urban farming merupakan suatu gerakan yang mulanya dilakukan di Amerika Serikat sebagai upaya pengendalian kondisi ekonomi yang membuat harga sayuran mahal, saat terjadi perang dunia, kala itu. Pengelolaan lahan yang semula minimalis diubah menjadi  lahan produktif sehingga  dapat mendukung terealisasinya pembangunan berkelanjutan.

Upaya untuk mengadopsi sistem Urban farming di wilayah perkotaan juga menghasilkan produk yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan. Hal  ini sebagaimana sering disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.  Demikian halnya Dirjen Hortikuktura Prihasto Setyanto juga menyampaikan harapannya bahwa dalam urban farming dapat ditanam beragam tanaman hortikultura tidak hanya sayuran dan buah namun juga tanaman hias untuk menambah keasrian pekarangan maupun tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan keluarga.

Jumat, 12 Juni 2020, telah digelar acara Jumat Menanam Serentak (GoJakFarm) yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta secara virtual melalui aplikasi Google Meet yang melibatkan 5 Kotamadya di DKI Jakarta yaitu Kota Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu. Kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara Dinas KPKP DKI Jakarta dengan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Dalam acara GoJakFarm tersebut, dilakukan penanaman secara simbolis benih yang merupakan bantuan dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta dan Direktorat Perbenihan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura. Benih yang difasilitasi oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura dalam acara ini, adalah benih sayuran biji yang berasal dari produsen benih melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

“Kami mendukung upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah DKI Jakarta, dengan memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif," ujar Direktur Perbenihan Hortikultura Kementan, Sukarman melalui keterangan saat dihubungi melalui sambungan telephone Ahad (14/6).

Sukarman juga mengapresiasi kegiatan GoJak Farm dan meminta agar dapat diikuti oleh wilayah lain yang akan mengadopsi/menerapkan teknologi Urban Farming. "Dengan memanfaatkan lahan yang ada, maupun menanam dalam pot atau polybag, akan membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sayuran, sehingga mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan dapur," beber Sukarman. 

Turut hadir Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Direktur Perbenihan Hortikultura, Walikota Jakarta Pusat, dan Walikota Jakarta Selatan. 

Selanjutnya hadir pula perwakilan dari Lanud Halim Jakarta Timur, perwakilan dari Kesbangpol DKI Jakarta, Kasudis PPAPP Jakarta Barat, perwakilan dari Dinas KPKP Kepulauan Seribu dan perwakilan dari masyarakat serta organisasi kemasyarakatan peserta penanaman serentak.

Bantuan benih yang disalurkan oleh Dinas KPKP DKI Jakarta berupa benih sayur biji CSR, yaitu benih cabai polybag, benih tanaman obat , benih tanaman buah tahunan (durian, sawo kecik, jambu air, sukun) dan bibit ikan lele. 

Lahan yang dimanfaatkan untuk ditanami komoditas tersebut yakni lahan RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak).  Salah satu contohnya adalah RPTRA Jakarta Barat yang totalnya terdapat 58 unit, dan baru 29 unit RPTRA yang dimanfaatkan lahannya menjadi lahan produktif. 

Pertanaman secara hidroponik juga dilakukan oleh pengurus masjid Baitussalam Jakarta Barat, dengan memanfaatkan pipa paralon yang sudah tidak terpakai. Sarana prasarana hidroponik diperoleh dari hasil swadaya pengurus masjid Baitusalam.  Hasil panen dari kegiatan ini dibagikan kepada masyarakat sekitar.

“Penanaman bersama ini menjadi bentuk komitmen pemerintah untuk bersama-sama menyediakan sarana pemenuhan pangan bagi masyarakat, sehingga  diharapkan dapat berkelanjutan”, ujar perwakilan dari Dinas PPAPP Jakarta Barat.

Keterbatasan lahan di Jakarta tidak menjadi halangan untuk melakukan penghijauan sekaligus sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di era pandemi Covid-19 ini. Dengan denikian, diharapkan DKI Jakarta tidak selalu bergantung kepada wilayah penyangga di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan sayuran terutama cabai. 

“Dengan melakukan penanaman sayuran yang berumur pendek, diharapkan  anggaran belanja rumah tangga juga berkurang sekaligus meningkatkan ketahanan pangan selama pandemi CoVid-19.   Harapannya ke depan, kegiatan ini dapat terus berkelanjutan dan berkembang luas direplikasi di kawasan yang lain" tambah Sukarman. 

Waluyo, perwakilan dari RPTRA Tanah Abang mengungkapkan bahwa adanya pemanfaatan lahan tidur di RPTRA diharapkan dapat  dijadikan sebagai contoh urban farming, yang salah satunya untuk bertanam sayur secara hidroponik. 

“Semoga bantuan benih yang diberikan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta dan Direktorat Perbenihan Hortikultura, agar dapat ditanam dan dirawat dengan baik, agar hasilnya maksimal," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement