Ahad 14 Jun 2020 16:56 WIB

Ada Ketidakwajaran Harga Ayam Ras di Pasar Tradisional

Ikappi minta Satgas Pangan mengawasi distribusi ayam untuk meredam gejolak harga

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Pekerja memilih ayam ras untuk dijual di pasar, (ilustrasi). Harga ayam ras belakangan dianggap naik tak wajar oleh Ikappi. Untuk itu Ikappi meminta satgas pangan melakukan pemantauan.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memilih ayam ras untuk dijual di pasar, (ilustrasi). Harga ayam ras belakangan dianggap naik tak wajar oleh Ikappi. Untuk itu Ikappi meminta satgas pangan melakukan pemantauan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri, menuturkan terjadi ketidawajaran dalam harga komoditas ayam ras di pasar tradisional. Ia meminta Satgas Pangan untuk mengawasai distribusi daging ayam untuk meredam potensi gejolak harga.

"Seminggu terakhir harga ayam di pasar mengagetkan kita, di Jakarta sekitar Rp 45-50 ribu per kilogram (kg) walaupun di luar Jakarta masih ada yang sekitar Rp 37 ribu per kg," kata Mansuri saat dihubungi, Ahad (14/6).

Baca Juga

Ia menilai kemungkinan kenaikan harga disebabkan oleh banyak faktor dari hulu ke hilir. Di mulai dari persediaan bibit ayam hingga harga pakan. Namun, pihaknya meminta kepada Satgas Pangan dan KPPU untuk terus mengawasi sektor pangan di masa pandemi Covid-19.

"Ikappi mendorong pemerintah terus mengawasi distribusi bahan pangan karena ayam dan telur relatif dilepaskan oleh pemerintah," kata dia.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran, menambahkan secara umum harga bahan pangan yang dijual pedagang mengalami penurunan harga lantaran menurunnya permintaan. Dibatasinya jam operasional pasar di sejumlah wilayah turut menurunkan permintaan masyarakat karena khawatir tertular Covid-19.

Namun, senada dengan Mansuri, ia menuturkan hanya komoditas ayam yang belakangan mengalami kenaikan harga meskipun permintaan stabil. Menurut dia, tingginya harga ayam sudah diterima oleh pedagang dari pemasok, sementara pedagang hanya mengambil untung Rp 4.000 - Rp 5.000 per kg.

"Hanya ayam saja yang sedikit naik, yang lain tidak karena tidak ada yang beli juga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement