Sabtu 13 Jun 2020 23:35 WIB

Dishub Pastikan Bus Jemputan Penumpang KRL dengan Gratis

Dishub menyatakan bus jemputan penumpang KRL memberlakukan protokol kesehatan.

Petugas Dinas Pehubungan DKI Jakarta mengecek suhu tubuh sopir bus (ilustrasi). Dishub DKI memberikan jaminan seluruh layanan jemputan penumpang kereta rel listrik (KRL) yang terlantar di sejumlah stasiun menggunakan angkutan bus sekolah tidak dipungut biaya atau gratis.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas Dinas Pehubungan DKI Jakarta mengecek suhu tubuh sopir bus (ilustrasi). Dishub DKI memberikan jaminan seluruh layanan jemputan penumpang kereta rel listrik (KRL) yang terlantar di sejumlah stasiun menggunakan angkutan bus sekolah tidak dipungut biaya atau gratis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Unit Pengelola Angkutan Sekolah Dinas Perhubungan DKI Jakarta Ali Murthado memberikan jaminan seluruh layanan jemputan penumpang kereta rel listrik (KRL) yang terlantar di sejumlah stasiun menggunakan angkutan bus sekolah tidak dipungut biaya atau gratis. Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah mengerahkan 50 armada bus sekolah untuk membantu mengurai lonjakan penumpang KRL.

"Semuanya kita berlakukan gratis. Tidak ada bayaran sepeser pun," ujar Kepala Unit Pengelola Angkutan Sekolah Dinas Perhubungan DKI Jakarta Ali Murthado di Jakarta, Sabtu (13/6).

Baca Juga

Pada masa PSBB transisi untuk percepatan penanganan Covid-19 ini, pembatasan jumlah penumpang di angkutan umum termasuk KRL, masih diberlakukan. Armada-armada bus sekolah tersebut ditempatkan di lima stasiun, yakni Tanah Abang, Manggarai, Juanda, Sudirman, dan Tebet.

"Masing-masing stasiun disiagakan 10 armada bus sekolah," katanya.

Ali memastikan tidak ada penerapan tarif bagi penumpang sebab operasional bus sekolah telah sesuai arahan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). "Kita juga sudah memperoleh izin Kadishub DKI serta menindaklanjuti hasil rapat koordinasi pada Kamis (11/6) bahwa diperlukan 50 bus bantuan dalam hal ini bus sekolah untuk mengantisipasi lonjakan penumpang KRL," katanya.

Lonjakan penumpang yang dimaksud adalah dari wilayah Jakarta setiap Jumat sore atau waktu pulang kantor dan dari daerah sekitar Jakarta pada Senin pagi atau waktu pergi kantor. Adapun destinasi tujuan dari setiap stasiun adalah terminal di Cikarang, Bekasi, Bogor, Depok, Pasar Modern BSD, dan Bintaro Exchange.

Dalam pengoperasiannya, bus sekolah Jakarta tetap memberlakukan protokol kesehatan bagi seluruh kru yang bertugas. "Seperti wajib masker, pakaian lengan panjang, dan ketersediaan hand sanitizer. Jumlah penumpang pun dibatasi sesuai aturan. Seluruh penumpang wajib masker serta dilarang meludah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement