Ahad 14 Jun 2020 02:01 WIB

Pelaku Usaha Sambut Rencana Dibukanya Wisata Tiga Gili

Wisata Tiga Gili akan kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan.

Sebuah perahu nelayan ditambatkan di pinggir pantai di Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB, Kamis (9/8).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sebuah perahu nelayan ditambatkan di pinggir pantai di Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB, Kamis (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Pelaku pariwisata menyambut gembira rencana pemerintah untuk membuka kembali kawasan destinasi wisata Tiga Gili (Trawangan, Meno dan Air) atau Gili Matra di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Kawasa tiga Gilimati suri akibat COVID-19.

Owner Trawangan Cottages, Darmawan mengaku sangat gembira dengan akan dibukanya kembali wisata tiga Gili. Namun demikian wisatawan yang datang ke sini tentu harus menerapkan protokol COVID-19 untuk keamanan dan kenyamanan bersama.

Baca Juga

"Saya berharap penerapan protokol kesehatan tetap diterapkan, sebisanya ini diberlakukan ketat pengawalan oleh petugas selama COVID-19 masih ada," kata Darmawan alias Awenk di Lombok Utara, Sabtu (13/6).

Ia mengatakan, sebagai pelaku pariwisata ia tetap optimis destinasi wisata tiga Gili bisa bangkit lagi. Tiga Gili memang tetap menjadi incaran pelancong dunia.

"Awal Juni sudah ada tamu yang masuk dan mereka merasa nyaman saja di sini. Mereka yang datang tentu sudah ada surat rekomendasi kesehatan dari Rumah Sakit atau Pukesmas," kata dia.

Sementara itu Ramdan Hadi, pengelola parkir di area Pelabuhan Bangsal mengatakan, dirinya optimis usaha perparkiran akan kembali hidup. Karena dampak dari pandemi selama tiga bulan terakhir ini hasil dari jasa parkir kendaraan sangat rendah.

"Tiga bulan ini pemasukan untuk biaya parkir mobil atau motor jauh berkurang hingga 95 persen," ujarnya.

Ia mencontohkan, area parkir motor yang bisa menampung 500 lebih motor dan puluhan mobil bila dihitung harian dengan kondisi yang ramai bisa tembus Rp 1 juta pendapatannya. Namun, di masa COVID-19 turun drastis.

"Di masa sulit ini malah pernah saya dapat hanya Rp 10.000 rupiah saja sehari," sambungnya.

Karena itulah, setelah mendengar kabar akan dibukanya kembali tiga Gili di era new normal, ia sangat optimis usaha masyarakat akan kembali hidup.

Hadi banyak menuturkan bagaimana para pelaku wisata sangat terpuruk sejak muncul pandemi mulai Maret lalu. Bahkan ia merasa bencana COVID-19 lebih parah dampaknya daripada bencana gempa tahun 2018 lalu.

"Karena itu saya tersenyum saat mendengar Tiga Gili ini akan dibuka kembali. Karena di sinilah kami bisa hidup," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement