REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Meghan Markle dan Pangeran Harry untuk keluar dari kerajaan bukanlah sebuah keputusan yang tiba-tiba. Gagasan yang populer disebut “Megxit” itu muncul sebelum mereka menikah.
Dilansir Page Six, Jumat (12/6), hal itu disebutkan oleh seorang sumber yang mengatakan kepada The Sun. “Benih-benih Megxit ditanam sebelum mereka menikah, yang benar adalah bahwa Harry sudah sangat tidak bahagia untuk waktu yang lama,” kata dia.
Saat Harry sempat ditipu oleh dua penipu Rusia yang berpura-pura menjadi aktivis lingkungan Greta Thunberg, pada awal tahun ini, Harry menceritakan tentang langkah besar pasangan itu. Harry melanjutkan, keputusan untuk keluar dari kerajaan tentu bukan keputusan yang mudah. Laki-laki berusia 38 tahun itu menyebut, keputusan itu adalah keputusan yang tepat untuk keluarganya.
“Keputusan yang tepat untuk dapat melindungi putra saya. Dan saya pikir ada banyak sekali orang di dunia yang dapat mengidentifikasi dan menghormati kita karena mengutamakan keluarga kita,” kata dia.
Cerita mengenai perjalanan pasangan ini meninggalkan keluarga kerajaan ini akan muncul di sebuah buku biografi yang akan datang. Buku tebal yang ditunggu-tunggu itu bertajuk “Finding Freedom: Harry and Meghan and the Making of a Modern Royal Family”.
Buku ini akan dirilis pada 11 Agustus. Secara keseluruhan, buku ini akan berisi eksplorasi keputusan pasangan itu untuk bergerak melintasi kolam dan mendirikan wilayah di Amerika Utara.
Pasangan ini saat ini tinggal di rumah besar Tyler Perry senilai 18 juta dollar AS di Los Angeles. Keduanya tinggal bersama putra mereka Archie yang berusia 1 tahun.
Meghan Markle sendiri saat ini turut aktif memberikan suara untuk gerakan Black Lives Matter. Perempuan berusia 38 tahun ini muncul mengejutkan kelas lulusan SMA Almamater Immaculate Heart untuk sebuah pidato upacara tentang George Floyd dan gerakan Black Lives Matter.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
