Jumat 12 Jun 2020 19:17 WIB

Tokoh Kristen Minta Warga Papua tak Terprovokasi Rasisme

Warga Papua diminta abaikan isu kegiatan protes terahadap rasisme.

 Warga Papua diminta abaikan isu kegiatan protes terahadap rasisme.
Foto: Dok TNI
Warga Papua diminta abaikan isu kegiatan protes terahadap rasisme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Toko gereja dari Sinode Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI) di tanah Papua mengajak masyarakat tidak terhasut isu rasisme dan ajakan demo karena selain berkonsuewensi dengan hukum juga berisiko dengan virus corona atau Covid-19.

Ajakan ini disampaikan Sekretaris Sinode Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI) di tanah Papua, Pdt Yones Wenda, dalam rilis yang diterima Antara di Kota Jayapura, Jumat (12/6). 

Baca Juga

Pernyataan ini menyikapi isu yang sedang berkembang dan bisa memengaruhi situasi kamtibmas dan berimbas pada penyebaran virus corona.

“Risikonya sangat besar yaitu akan berhadapan dengan virus corona dan juga hukum. Serahkanlah semua masalah kita kepada tuhan, agar kita hidup sesuai dengan keinginan tuhan," sambungnya.

PendetaYones kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia dan khususnya di Papua, bahwa masalah yang terjadi di Amerika Serikat itu merupakan urusan dari negara itu sendiri.

"Kita di Papua tidak boleh ikut campur dengan masalah di sana karena ujung-ujungnya akan menimbulkan kerugian bagi kita sendiri karena kita ada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita harus membangun kerja sama yang baik dengan pemerintah serta terkait dampak kita yang dihadapkan pada virus corona ini," katanya.

Sehingga, kata dia, ada baiknya masyarakat perlu memerhatikan pemenuhan pangan lewat berkebun dan menanam demi memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

"Jangan lagi sibuk dengan demo dan hal-hal yang tidak bagus dan tidak mendatangkan kebaikan bagi kita semua. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Polri dan TNI yang telah membantu menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat," katanya.

Mengenai ketujuh tahanan kasus kriminal di Papua yang terjadi pada Agustus 2019,Yones Wenda meminta agar mengikuti prosedur hukum yang ada.

"Jalanilah apa hukuman yang diberikan jaksa penuntut umum, karena sudah pasti hukuman yang diberikan sesuai dengan perbuatan yang bersangkutan. Kita masyarakat tidak boleh ikut campur dengan kasus itu. Percayakan kepada pemerintah karena apa yang mereka perbuat hukumannya akan sesuai dengan itu," katanya. 

Sementara itu, Ketua Wilayah Adat La Pago Papua, Agus Rawa Kogoya meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga suasana kamtibmas yang kondusif dan tidak terpengaruh dengan isu-isu yang sedang berkembang.

"Saya mau tegaskan bahwa kita semua harus menjaga kamtibmas baik tokoh gereja, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh mahasiswa. Mari kita jaga kamtibmas bersama pemerintah dan pihak keamanan Polri-TNI yang ada di Papua," katanya.

Selaku tokoh adat, Agus mengaku mendengar informasi bahwa ada pihak-pihak yang mau menggelar aksi demo kembali terkait isu rasisme.

"Tentunya hal ini kami sangat menyayangkan, kami berpesan kepada para pemuda untuk sadar bahwa berdemo dengan tujuan tidak jelas dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kami sebagai orang tua meminta kepada para pemuda untuk tidak membuat gerakan tambahan," katanya. 

Negara Indonesia, kata dia, adalah negara hukum, maka pihak keamanan akan menindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku.   

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement