Kamis 11 Jun 2020 14:17 WIB

Mahasiswa UIN Bandung Tolak Bayar Penuh UKT

Mahasiswa UIN Bandung tolak bayar penuh UKT di saat pandemi Covid-19

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung menolak kebijakan kampus tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada semester ganjil 2020-2021 yang harus dibayarkan secara penuh. Sebab saat ini, kondisi pandemi covid-19 membuat banyak kalangan masyarakat terkena dampak khususnya di sektor ekonomi.
Foto: dok. Istimewa
Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung menolak kebijakan kampus tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada semester ganjil 2020-2021 yang harus dibayarkan secara penuh. Sebab saat ini, kondisi pandemi covid-19 membuat banyak kalangan masyarakat terkena dampak khususnya di sektor ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung menolak kebijakan kampus tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada semester ganjil 2020-2021 yang harus dibayarkan secara penuh di masa pandemi Covid-19.

Mahasiswa pun menilai pembayaran UKT pada semester genap lalu tidak diimbangi dengan pemenuhan fasilitas yang layak. Mereka pun meminta agar UKT yang sudah dibayarkan ke kampus pada semester genap lalu dikembalikan sekitar 50 hingga 70 persen.

"Harus bayar full (di semester ganjil)," ujar salah seorang mahasiswa semester 6 UIN Bandung, Putra Syauqi yang juga juru bicara Gunung Djati Menggugat saat dikonfirmasi, Kamis (11/6).

Menurutnya, pihak kampus mengaku akan memberikan keringanan namun hingga saat ini mahasiswa belum memiliki keputusan resmi terkait hal tersebut. Putra pun mengungkapkan sejak pandemi Covid-19, kampus menggelar perkuliahan daring dan mengubah KKN menjadi KKN di rumah. Namun saat pembelajaran daring, lanjut dia, tidak ada fasilitas penunjang yang diberikan kepada mahasiswa.

"Satu semester ini, mahasiswa sama sekali tidak merasa menikmati fasilitas yang sudah kami bayar melalui Uang Kuliah Tunggal (UKT) di awal semester genap. Ruang kelas, proyektor, perpustakaan, buku-buku penunjang perkuliahan tidak lagi kami dapat di satu semester terakhir," katanya.

Menurutnya, kampus sempat memberikan kuota gratis kepada mahasiswa saat pembelajaran daring namun hanya bertahan satu bulan. Ia pun meminta agar UKT dipotong untuk memenuhi kebutuhan penunjang selama belajar dari rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement