Kamis 11 Jun 2020 09:29 WIB

Dua Alasan Kenapa Alquran Berbahasa Arab

Bahasa Arab dipilih Allah karena punya banyak kelebihan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Dua Alasan Kenapa Alquran Berbahasa Arab
Dua Alasan Kenapa Alquran Berbahasa Arab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior Rumah Fiqih Ustadz Ahmad Sarwat menyimpulkan sedikitnya ada dua alasan kenapa Alquran berbahasa Arab. Dua hikmah itu di antaranya karena bahasa Arab merupakan bahasa yang abadi dan kaya dengan kosa kata yang dapat menyebut satu jenis dengan beberapa penyebutan. 

"Bahasa Alquran adalah bahasa Arab, bukan bahasa universal seperti yang diasumsikan oleh segelintir orang," katanya dalam sebuah catatannya dengan judul Hikmah Alquran Berbahasa Arab.

Baca Juga

Ustadz Ahmad mengatakan, bahasa Arab dipilih Allah karena punya banyak kelebihan dibandingkan dengan bahasa yang lain. Pertama, karena bahasa Arab merupakan bahasa yang abadi. 

"Para ahli sejarah bahasa sepakat sebuah bahasa itu tumbuh, berkembang dan punah bersama dengan eksistensi sebuah peradaban," katanya.

 

Sehingga bahasa-bahasa di dunia ini banyak yang dahulu pernah dipakai banyak orang, tetapi pada generasi berikutnya, sudah tidak ada lagi orang memakai bahasa itu, karena peradabannya telah berganti. Namun, para ahli sepakat bahasa Arab merupakan pengecualian.

"Tidak akan hilang dari muka bumi meski telah berusia cukup tua. Ada sebagian kalangan yang menyebutkan bahasa Arab telah digunakan di zaman Nabi Ibrahim alaihissalam," katanya.

photo
Wahyu Alquran yang Pertama dan Terakhir Turun - (Pusat Data Republika)

Bahkan ada yang mengatakan Nabi Adam alaihissalam pun berbahasa Arab sewaktu diturunkan ke muka bumi. Dasarnya, karena dalam salah satu hadits disebutkan bahasa Arab adalah bahasa penghuni surga.

Dan Adam penghuni surga sejak pertama kali diciptakan. Maka amat wajar dan masuk akal kalau ketika Adam diturunkan ke bumi, beliau masih menggunakan bahasa yang sebelumnya dipakai di dalam surga.

Lalu apa hubungannya bahasa Arab yang sudah berusia tua itu dengan pilihan bahasa Alquran? Ustadz Ahmad menjelaskan, jika seandainya Alquran diturunkan oleh Allah dengan bahasa Inggris, maka kemungkinan besar 200 tahun kemudian orang tidak ada lagi yang bisa memahaminya.

"Karena bahasa Inggris itu mengalami perubahan mendasar, seiring dengan perjalanan waktu," katanya.

Jangankan bahasa Inggris, bahasa Sansekerta yang dahulu menjadi bahasa nenek moyang kita, hari ini sudah punah. Tidak ada yang bisa memahaminya dengan sempurna, kecuali hanya ahli bahasa.

"Itu pun dengan asumsi-asumsi yang belum tentu benar," katanya

Seandainya Patih Gajah Mada hidup kembali di abad 21 ini, maka tak seorang pun yang mampu berbicara dengannya, lantaran kendala bahasa. Kendala bahasa inilah yang tidak terjadi pada Alquran. 

Meski sudah turun sejak 14 abad yang lalu, bahasa Arab masih dipakai oleh ratusan juta umat manusia di muka bumi. Sehingga bangsa-bangsa yang berbahasa Arab, pada hakikatnya sama sekali tidak menemukan kesulitan mengerti Alquran.

Kedua, bahasa Arab kaya dengan kosa kata. Salah satu kekuatan bahasa Arab adalah kekayaan kosa kata yang dimiliki. Meski bangsa Arab banyak yang tinggal di gurun pasir, namun bukan berarti mereka tertinggal dalam masalah seni dan budaya. 

"Sebaliknya, justru orang-orang Arab yang tinggal di gurun itu punya kemampuan yang amat sempurna dalam mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata," katanya.

Boleh dibilang mereka umumnya adalah pujangga yang pandai merangkai kata. Dan rahasia keindahan sastra Arab terletak pada jumlah kosa katanya yang nyaris tak ada batasnya.

Ustadz Ahmad mengatakan, seorang ahli bahasa Arab pernah menjelaskan kepadanya, bahwa orang Arab punya 800 kosa kata yang berbeda untuk menyebut unta. Dan punya 200 kosa kata yang berbeda untuk menyebut anjing.

Dengan perbendaharaan kata yang luas ini, Alquran mampu menjelaskan dan menggambarkan segala sesuatu dengan lincah, indah, dan kuat, tetapi maknanya tetap mendalam. Bahasa yang lain bisa dengan mudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

"Dan begitu diterjemahkan, ternyata maknanya semakin kuat," katanya. 

Ia mencontoh, pada semua kisah para Nabi dan umat terdahulu diceritakan kembali oleh Allah SWT di dalam Alquran dalam ungkapan bahasa Arab. Sebaliknya, seorang penerjemah profesional dengan jam terbang yang tinggi masih saja sering kebingungan menerjemahkan berbagai ungkapan dalam bahasa Arab ke bahasa lain, dengan cara yang mudah dan rinci tanpa harus kehilangan kekuatan maknanya.

Oleh karena itu, kata Ustaz Ahmad, sesungguhnya kita tidak pernah bisa menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa lain, dengan tetap masih mendapatkan kekuatan maknanya. Selalu saja terasa ada kejanggalan dan kekurangan yang menganga ketika ayat-ayat Alquran diterjemahkan ke dalam bahasa lain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement