Rabu 10 Jun 2020 21:21 WIB

Kisah Imam Besar Istiqlal Soal Ide Tafsir Ayat dari Ranting

Imam Besar Istiqlal bercerita tentang ide tafsirkan ayat muncul dari ranting.

Imam Besar Istiqlal bercerita tentang ide tafsirkan ayat muncul dari ranting. Ilustrasi Alquran
Foto: pxhere
Imam Besar Istiqlal bercerita tentang ide tafsirkan ayat muncul dari ranting. Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Prof Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal

Banyak cara Tuhan menurunkan ilham kepada hamba-Nya. Bisa dalam bentuk deduksi akal yang sangat cerdas dan cepat, bisa juga dalam bentuk mimpi-mimpi.

Baca Juga

Seperti kita tahu, mimpi itu bermacam-macam, ada mimpi dalam bentuk hilm, manamat, ru'yah, waqi'iyyah, dan mukasyafah (sudah pernah dibahas dalam artikel terdahulu). Pengalaman spiritual para orang terdekat Tuhan (auliya') banyak sekali mendapatkan pelajaran dari guru-guru yang tidak berwujud (impersonal teachers).

 

Ada yang diajar langsung Rasulullah SAW, seperti pengalaman mistis Imam al-Gazali dan Ibn 'Arabi. Jika kita membaca biografi intelektual para mufassir tersohor (mu'tabarah), sebagian di antaranya mendapatkan pelajaran (insight) dari hal-hal yang diluar kerja-kerja akal (la majal li al-'aql).

 

Suatu saat ketika penulis melakukan penelitian ke sejumlah penulis tafsir terkemuka, ternyata ada hal-hal yang sangat istimewa bagi mereka. Sebagai contoh, ketika penulis mengunjungi kediaman Syekh Thaba'taba'i, penulis Tafsir Al-Muzan, sebuah kitab tafsir Syiah paling sering dirujuk oleh ulama Sunni.

Muridnya bercerita suatu ketika kesulitan memahami makna sebuah ayat, di malam hari tiba-tiba mendapatkan penjelasan dari ranting pohon yang menjulur di depan jendela kamarnya.   

 

Pengalaman ini mengingatkan kita kepada Nabi Musa AS yang juga pernah mendapatkan pelajaran dari pohon: 

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَىٰ إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

"Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu, 'Ya Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam'." (QS al-Qashash [28]:30).

Agak berbeda sedikit dengan Nabi Sulaiman yang mendapatkan pelajaran dari burung:

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ ۖ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ

"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: 'Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata'." (QS An Naml [27]:16).

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement