Rabu 10 Jun 2020 17:35 WIB

Hukum Mengadakan Acara Khataman Alquran

Membaca Alquran merupakan suatu amalan mulia yang dianjurkan kepada setiap Muslim.

Hukum Mengadakan Acara Khataman Alquran.
Foto: dok. Republika
Hukum Mengadakan Acara Khataman Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, 

Pertanyaan

Baca Juga

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Maaf, saya mau bertanya mengenai apa hukumnya mengadakan acara khataman al-Qur’an? Terima kasih.

 

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Agus Lakonpraja (disidangkan pada Jum‘at, 25 Muharram 1440 H / 5 Oktober 2018 M)

Jawaban

Wa ‘alaikumussalam wr. wb.

Terima kasih sebelumnya kami sampaikan atas kepercayaan saudara kepada Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, untuk menjawab pertanyaan saudara. Membaca al-Qur’an merupakan suatu amalan mulia yang dianjurkan kepada setiap muslim. Membaca al-Qur’an juga salah satu amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt. Oleh karena itu banyak ayat al-Qur’an yang memerintahkan untuk membaca al-Qur’an, antara lain sebagai berikut,

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ …

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur’an) dan dirikanlah shalat … [QS. al-Ankabut (29): 45].

Membaca al-Qur’an memiliki keutamaan yang besar. Seseorang yang membaca al-Qur’an dengan bacaan yang benar, serta mencari keridaan Allah swt, maka akan diberi pahala oleh Allah swt. Banyak riwayat yang menerangkan akan pahala yang diberikan kepada orang yang membaca al-Qur’an, antara lain,

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ [رواه المسلم].

Dari ‘Aisyah (diriwayatkan) Rasulullah saw bersabda, orang mukmin yang mahir membaca al–Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Orang yang membaca al–Qur’an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala [HR. Muslim no. 1329].

عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Dari Abu Umamah al-Bahily (diriwayatkan), aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, bacalah al-Qur’an karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang yang membacanya [HR. Muslim No. 1337].

Salah satu contoh yang diberikan oleh Rasulullah saw dalam membaca al-Qur’an adalah mengkhatamkannya. Rasulullah saw senantiasa mengkhatamkan al-Qur’an sekali dalam setahun bersama malaikat Jibril, dan tatkala beliau akan wafat, beliau mengkhatamkannya dua kali dalam satu tahun.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah saw memerintahkan untuk mengkhatamkan al-Qur’an dalam waktu satu bulan, artinya bahwa dalam waktu satu bulan sekali diperintahkan untuk mengkhatamkan al-Qur’an. Bahkan jika mampu, boleh untuk mengkhatamkannya dalam waktu tujuh bahkan tiga hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru, sebagai berikut,

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْرَإِ الْقُرْآنَ فِي شَهْرٍ قُلْتُ: إِنِّي أَجِدُ قُوَّةً حَتَّى قَالَ فَاقْرَأْهُ فِي سَبْعٍ وَلَا تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ

Dari Abdullah bin Amr (diriwayatkan) Rasulullah saw. bersabda, bacalah oleh kalian al-Qur’an dan khatamkanlah setiap satu bulan. Aku berkata, aku mendapati diriku mampu melakukannya melebihi itu, sehingga beliau bersabda, bacalah olehmu dan jangan mengkhatamkannya kurang dari tujuh hari [HR. al-Bukhari No. 4666].

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ فِي كَمْ أَقْرَأُ الْقُرْآنَ قَالَ فِي شَهْرٍ قَالَ إِنِّي أَقْوَى مِنْ ذَلِكَ يُرَدِّدُ الْكَلَامَ أَبُو مُوسَى وَتَنَاقَصَهُ حَتَّى قَالَ اقْرَأْهُ فِي سَبْعٍ قَالَ إِنِّي أَقْوَى مِنْ ذَلِكَ قَالَ لَا يَفْقَهُ مَنْ قَرَأَهُ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلَاثٍ

Dari ‘Abdullah bin ‘Amru (diriwayatkan) bahwa dia berkata, wahai Rasulullah, berapa lamakah aku harus mengkhatamkan al-Qur’an? Beliau bersabda, Dalam sebulan. ‘Abdullah bin ‘Amru berkata, sesungguhnya aku bisa lebih dari itu, –Abu Musa (Ibnu Mutsanna) mengulang-ulang perkataan ini- dan Abdullah selalu meminta dipensasi hingga beliau bersabda, jika demikian, bacalah al-Qur’an (hingga khatam) dalam tujuh hari. Abdullah berkata, aku masih dapat menyelesaikannya lebih dari itu. Beliau bersabda, tidak akan dapat memahaminya orang yang mengkhatamkan al–Qur’an kurang dari tiga hari [HR. Abu Dawud No. 1182 dengan sanad yang sahih sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathur Bari].

Berdasarkan hadis di atas, Imam an-Nawawi mengkompromikannya dan berpendapat bahwa jika seseorang ahli dalam memahami al-Qur’an dan teliti dalam membacanya, maka dianjurkan untuk mempercepat dalam mengkhatamkannya sesuai kemampuannya dalam mentadaburi dan memahami maknanya. Sedangkan jika seseorang tidak memiliki kemampuan tersebut, maka dianjurkan untuk mengkhatamkannya lebih lama serta tidak membacanya cepat-cepat (Fathul Bari, juz 14, hlm. 276). Intinya bahwa mengkhatamkan al-Qur’an merupakan hal yang dianjurkan oleh Rasulullah bagi umatnya. Amalan tersebut dapat dilaksanakan semaksimal mungkin dan semampunya tanpa harus tergesa-gesa dalam mengkhatamkannya.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa mengadakan acara khataman al-Qur’an merupakan suatu amalan yang baik untuk dilakukan. Acara tersebut merupakan acara yang dapat menjadi syiar Islam serta memberikan ruh semangat dalam membaca dan mentadabburi al-Qur’an. Acara tersebut hendaknya dilakukan dengan baik sesuai dengan rambu-rambu syariat. Jangan sampai di dalamnya terdapat hal-hal yang melanggar atau keluar dari yang telah disyariatkan dan juga jangan sampai dijadikan sebagai ritual wajib terhadap acara tertentu yang mana nantinya akan menjadi sesuatu yang baru dalam agama.

Hendaknya tatkala membaca al-Qur’an dalam acara khataman itu disertai dengan bacaan yang tartil, artinya benar dalam hal tajwid dan makhrajnya. Di samping itu, juga harus berusaha untuk memahami apa yang terkandung di dalamnya, sehingga tidak hanya sekedar membaca, tetapi juga dapat menambah pengetahuan yang terkandung di dalamnya, sebagaimana firman Allah swt,

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً

Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan [QS al-Muzammil (73): 4].

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Tidakkah mereka mentadabburi al-Quran, ataukah hati mereka sudah terkunci? [QS Muhammad (47): 24].

Ada dijumpai di masyarakat acara khataman al-Qur’an yang dilakukan dalam waktu hanya satu hari. Acara tersebut dimulai dari pagi hingga sore hari dengan bacaan yang cepat, sehingga sangat mustahil untuk membacanya secara tartil. Padahal telah jelas di dalam al-Qur’an perintah untuk membacanya secara tartil, sehingga jelas makhraj dan tajwidnya dan dapat memahami dan mentadabburi apa yang dibaca. Oleh karena itu, hendaknya acara khataman al-Qur’an dilakukan dengan baik sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

Wallahu a‘lam bish-shawab

Sumber: https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/06/10/hukum-mengadakan-acara-khataman-al-quran/

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement