Rabu 10 Jun 2020 15:30 WIB

Bukit Asam Bagikan Dividen Rp 3,6 Triliun

Dividen yang dibagi ialah 90 persen dari total kaba bersih. perusahaan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu (10/6), memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 3,6 triliun.
Foto: Republika
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu (10/6), memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 3,6 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu (10/6), memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 3,6 triliun. Dividen yang dibagi ini adalah 90 persen dari total laba bersih perusahaan pada 2019 kemarin sebesar Rp 4,1 triliun.

Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin menjelaskan pertimbangan memberikan 90 persen dividen ini merupakan pertimbangan para pemegang saham. Meski 90 persen laba dibagikan untuk deviden namun ia memastikan hal ini tak akan menggangu likuiditas perusahaan.

Baca Juga

"Ini adalah domain pemegang saham. Semua memutuskan untuk ini. Ini juga terkait kebutuhan pemegang saham. Alhamdulillah, karena kinerja 2019 yang cukup baik, maka ini tidak mempengaruhi arus kas dan likuiditas kita dalam menghadapi pandemi dan juga ekspansi proyek yang kita laksanakan," ujar Arviyan dalam konferensi pers, Rabu (10/6).

Arviyan menjelaskan saat ini kondisi likuiditas perusahaan masih sangat baik. Arus kas perusahaan masih berada di angka Rp 8 triliun. Itupun sudah dikurangi pembagian dividen.

 

"Jadi tidak akan menggangu likuiditas perusahaan. Angka ini pun diproyeksikan akan bertambah hingga akhir tahun," ujar Arviyan.

Arviyan juga mengatakan perusahaan masih optimistis kondisi pandemi covid-19 yang sempat menghambat operasional perusahaan akan segera membaik. Ia mengatakan beberapa pasar internasional juga sudah mulai melakukan aktivitas normal. Hal ini menjadi sinyal akan adanya perbaikan pasar.

"Semester II semoga bisa melakukan kegiatan produksi dan penjualan untuk menutup kekurangan gap selama pandemi kemarin," ujar Arviyan.

Ia juga menjelaskan perusahaan mempersiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mengatasi pandemi dan penurunan harga jual batu bara. "Pandemi mempengaruhi kinerja pasti ya. Kita punya program program untuk mengantisipasi pandemi. Semoga dampaknya gak signifikan pada operasional 2020. Saya sih yakin industri kita tetap sebagai bahan bakar yang utama. Baik di Indonesia maupun negara lain. Kita sudah antisipasi baik untuk operasional," ujar Avriyan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement