Kamis 11 Jun 2020 05:20 WIB

Masuk Islam Setelah Mendengarkan Lantunan Ayat Alquran

Beberapa orang masuk Islam setelah mendengar pembacaan ayat Alquran.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Masuk Islam Setelah Mendengarkan Lantunan Ayat Alquran. Foto: Membaca Alquran (Ilustrasi)
Foto: Republika TV
Masuk Islam Setelah Mendengarkan Lantunan Ayat Alquran. Foto: Membaca Alquran (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaruh Alquran terhadap jiwa manusia tak bisa disangkal, baik secara maknawi hingga kata-kata yang termaktub di dalamnya. Pengaruh Alquran terhadap jiwa manusia ini salah satunya ditunjukkan Allah melalui kisah keislaman Yasir dan Sumayyah.

Hati Yasir dan Sumayyah yang suci dan bersih memudahkan mereka menerima firman Allah SWT. Sumayyah binti Khabath adalah hamba sahaya milik Abu Huzaifah bin Mughirah. Ia dikenal sebagai Muslimah yang sabar dan rela berkorban demi keimanan.

Baca Juga

Suami Sumayyah bernama Yasir. Ia bertemu dengan Yasir di Makkah. Ketika itu, Yasir dan dua saudaranya, al-Harits dan Malik, sedang mencari saudara mereka. Ia hilang sejak beberapa tahun terakhir.

Ketiga pemuda itu mencari hingga ke pelosok dan penjuru berbagai kota, tetapi tak mendapati kabar tentang saudara mereka. Sampai di Makkah, kabar tak jua datang. Al-Harits dan Malik memutuskan untuk pulang. Namun, Yasir mengambil jalan lain. Ia tetap tinggal di Makkah.

 

Dalam tradisi masyarakat Arab, seorang asing yang ingin menetap di suatu tempat harus mengikatkan perjanjian dengan tokoh ternama di daerah tersebut. Dengan begitu, ia mendapatkan perlindungan dari gangguan masyarakat yang tidak menyukai kehadirannya. Ia juga dapat tinggal dengan tenang dan nyaman di bawah perlindungan sang tokoh.

Di Makkah, Yasir mengikat perjanjian dengan Abu Huzaifan bin al-Mughirah al-Makhzumi. Lelaki ini sangat menyukai Yasir sebab sifatnya yang baik. Tindak tanduknya menyenangkan serta latar belakangnya dari keluarga terhormat.

Untuk memperkuat hubungan dengan Yasir, Abu Huzaifah menikahkan pemuda ini dengan salah seorang budaknya, Sumayyah. Pernikahan mereka berlangsung dengan baik. Dari perkawinan tersebut, mereka dikaruniai seorang putra bernama Ammar bin Yasir. Kehadiran Ammar dalam kehidupan rumah tangga Sumayyah dan Yasir rupanya membawa berbagai keberkahan, terutama dalam hal keimanan mereka.

Suatu hari, Ammar pulang ke rumah dengan langkah cepat. Ia meraih tangan kedua orang tuanya. Ia mengucapkan salam dan membaca ayat suci Alquran di hadapan mereka. Hati Yasir dan Sumayyah yang suci dan bersih memudahkan mereka menerima firman Allah SWT. Tak perlu waktu lama, mereka tergerak untuk masuk Islam. Para ahli sejarah mencatat bahwa Sumayyah merupakan orang ketujuh yang menyatakan Islam ketika itu.

Kisah lainnya yang terkenal adalah kisah Umar bin Khattab. Sebelum memeluk Islam, Sayyidina Umar bin Khattab dikenal sebagai pemuka Quraisy yang garang dan sangat menentang dakwah Nabi Muhammad SAW. Dalam buku Mukjizat Alquran karya Prof Quraish Shihab disebutkan, Sayyidina Umar pernah keluar dari rumahnya bermaksud membunuh Rasulullah SAW.

Tujuannya itu lantaran Rasulullah dianggap sebagai orang yang telah memecah-belah masyarakat, serta telah merendahkan sesembahan leluhur. Maka dalam perjalannya menemui Rasulullah, beliau bertemu dengan seorang yang menanyakan tujuannya.

Orang itu kemudian berkata: “Tidak usah Muhammad yang kau bunuh, adikmu (Fatimah) yang telah mengikutinya (masuk Islam), yang lebih wajar engkau urus,”. Mendengar itu, Sayyidina Umar pun menemui adiknya yang saat itu tengah bersama suaminya membaca lembaran-lembaran ayat Alquran.

Melihat itu, seketika Sayyidina Umar menampar adiknya hingga Fatimah bercucuran darah. Kemudian dimintanya lembaran itu dan dibacanya. Lembaran ayat-ayat Alquran itu merupakan Surah Thaha ayat 1-6.

{طه (١) مَا أَنزلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (٢) إِلا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (٣) تَنزيلا مِمَّنْ خَلَقَ الأرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلا (٤) الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (٥) لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى(٦)

Yang artinya: “Kami tidak menurunkan kepadamu Alquran supaya kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah. Yaitu (Alquran) yang diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Tuhan Yang Mahapemurah, yang bersemayam di atas arsy. MilikNya semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi dan apa yang ada di antara keduanya serta semua yang di bawah tanah."

Usai membaca ayat-ayat tersebut, bergetar jiwa Sayyidina Umar kemudian beliau bergegas menemui Nabi, namun kini bukanlah untuk membunuh Rasulullah. Begitu Sayyidina Umar bertemu Rasulullah, Rasulullah SAW menarik dengan keras ikat pinggang Sayyidina Umar sambil bersabda:

“Apa maksud kedatanganmu, wahai putra al-Khattab? Saya duga kamu tidak akan berhenti sampai Allah menurunkan siksaNya kepadamu.”

Sayyidina Umar pun menjawab: “Wahai Rasulullah, aku datang untuk percaya kepada Allah dan RasulNya, serta apa yang disampaikan dari Allah."

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement