Rabu 10 Jun 2020 15:16 WIB

Positif Covid-19 di Kota Bogor Melonjak Tajam

Pemkot Bogor masih mendalami penambahan kasus tersebut yang begitu signifikan. 

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memberi keterangan kepada wartawan di Balai Kota Bogor.
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memberi keterangan kepada wartawan di Balai Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Bogor melojak tajam dengan jumlah penambahan 15 kasus positif per Selasa (9/6). Padahal, dalam beberapa pekan terakhir, kasus positif Covid-19 cukup stagnan.

Namun, menang dalam dua hari terakhir, tepatnya pada 7 dan 8 Juni 2020, terjadi penambahan masing-masing dua kasus positif dari 115 ke 117 dan terbaru masih tercatat 119 kasus positif Covid-19. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto tak menapik adanya penambahan tersebut.

Bima menyatakan, Pemkot Bogor masih mendalami penambahan kasus tersebut yang begitu signifikan. “Besok siang Insya Allah lebih jelas,” ujar Bima dikonfirmasi

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sekaligus Wakil Wali Kota Bogor, Dedi A Rachim mengaku prihatin dengan kondisi penambahan tersebut. Dedie mengungkapkan, penambah di Kota Bogor juga berbanding lurus dengan lonjakan positif Covid-19 di Indonesia.

"Hari ini Indonesia mencatatkan rekor positif Covid-19 sebanyak 1.043 kasus, demikian juga Kota Bogor menambah 15 kasus," kata Dedie.

Dedie mengakui, penambahan kasus 15 kasus itu belum tercatat dalam rilis Jubir Pemkot Bogor Siaga Corona

Kota Bogor pada Selasa (9/6) yang biasanya dikeluarkan setiap pukul 14.00 WIB. "Penambahan per sore ini, jadi belum masuk update data," kata dia.

Meskipun belum diumumkan, setidaknya terdapat dua klaster yang sedang dalam penelusuran, yakni klaster Aparatur Sipil Negara (ASN) dan klaster ojek online (ojol) di wilayah Kecamatan Bogor Barat. Namun, Dedie tak menapik bila ada tambahan klaster lain.

"Masih diperdalam soal klaster dan lain sebaginya," kata dia.

Akibat lonjakan itu, Dedie menambhakan, telah ada 68 orang dalam pemantauan (ODP). Karena itu, Dedie meminta, masyarakat untuk tak menganggap remeh virus corona dengan tetap menegakkan protokol kesehatan.

"Yang penting ini sebagai background untuk kita paham bahwa ada potensi resiko yang kita hadapi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement