Rabu 10 Jun 2020 14:43 WIB

Pandemi Covid-19 Perburuk Sistem Pangan Global

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan bahaya bagi ketahanan pangan dan gizi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Fuji Pratiwi
Sekjen PBB Antonio Guterres. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, pandemi virus corona (Covid-19) dapat memperburuk sistem pangan dunia.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Sekjen PBB Antonio Guterres. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, pandemi virus corona (Covid-19) dapat memperburuk sistem pangan dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, pandemi virus corona (Covid-19) dapat memperburuk sistem pangan dunia. Guterres menyatakan, saat ini terdapat 820 juta penduduk dunia yang kelaparan. "Sistem pangan kita gagal dan pandemi Covid-19 memperburuk keadaan," kata Guterres, dilansir Anadolu Agency.

Kecuali, menurut Guterres, jika tindakan segera diambil, makin jelas ada darurat pangan global yang akan terjadi yang dapat berdampak jangka panjang pada ratusan juta anak-anak dan orang dewasa. Guterres memperingatkan, sekitar 49 juta orang akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga

"Kemiskinan dapat membuat jumlah orang-orang yang kekurangan pangan atau gizi akan meningkat dengan cepat," ujar Guterres.

Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) Qu Dongyu mengatakan, pandemi Covid-19 telah menimbulkan bahaya bagi ketahanan pangan dan gizi, terutama bagi masyarakat yang paling rentan di dunia. Dampak pandemi Covid-19 terhadap krisis pangan dunia sudah mulai terlihat di beberapa negara.

Di Afghanistan diperkirakan 10,3 juta orang mengalami krisis kelaparan akut atau lebih buruk. Sementara itu, di Republik Afrika Tengah hampir 2,4 juta orang menghadapi krisis pangan akut yang lebih buruk. Di Somalia, sekitar 3,5 juta orang diproyeksikan menghadapi krisis pangan dalam level yang lebih buruk beberapa bulan mendatang.

Sejak pertama kali muncul di China pada Desember tahun lalu, Covid-19 telah menyebar ke 188 negara dan wilayah. Amerika Serikat, Brasil, Rusia, dan beberapa negara Eropa terkena dampak pandemi paling parah di dunia.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkin University, pandemi Covid-19 telah menewaskan sekitar 408 ribu orang di dunia. Sementara itu, jumlah kasus yang dikonfirmasi saat ini mencapai lebih dari 7,16 juta dan lebih dari 3,3 juta dinyatakan sembuh. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement