Rabu 10 Jun 2020 11:36 WIB

Erdogan: Kami Gagalkan Invasi Haftar di Libya

Erdogan menegaskan kehadiran Turki di Libya bukan sebagai imperialis.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: FAZRY ISMAIL/EPA-EFE
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali dukungan negaranya bagi Pemerintah Libya yang diakui PBB di Tripoli, dalam perang melawan panglima perang pimpinan Khalifa Haftar. Erdogan mengatakan, Turki mengalahkan upaya panglima perang untuk menggulingkan pemerintahan Libya.

"Kami menggagalkan rencana invasi Haftar di Libya," ujar Erdogan dikutip TRT, Rabu (10/6).

Baca Juga

Menurut Erdogan, keturunan dari seorang pahlawan antikolonial Libya  'Singa Gurun' Umar Mukhtar mengalahkan "legiun" yang dikirim oleh mereka yang ingin menduduki negara itu dari seluruh dunia di gerbang Tripoli. "Kami akan selalu berdiri di samping saudara-saudara Libya kami, bukan di samping para putschist, bukan kaum imperialis," kata Erdogan merujuk pada Haftar dan pendukungnya.

Erdogan juga menegaskan bahwa Turki akan berbagi pengetahuan dan pengalaman di semua bidang yang dibutuhkan dengan rakyat Libya. Dukungan Ankara untuk Pemerintah Libya yang didukung oleh PBB untuk Kesepakatan Nasional (GNA) di Tripoli telah membantu menggeser keseimbangan di negara itu. Hal ini memungkinkan pasukan yang berbasis di Tripoli untuk merebut kembali bandara ibu kota dan mendapatkan kemenangan di atas pemimpin milisi saingannya Khalifa Haftar.

Militan Haftar didukung oleh Uni Emirat Arab dan Mesir serta Prancis dan Rusia. "Kehendak orang-orang Libya tidak dapat dibeli dengan petrodolar. Semua orang perlu menerima ini," kata Erdogan menegaskan.

Libya mengalami kekacauan setelah pembunuhan Muammar Khadafi selama pemberontakan 2011. Negara Afrika Utara yang kaya minyak itu terpecah antara dua administrasi pemerintah saingan di negara bagian timur dan barat. Mereka masing-masing didukung oleh milisi yang saling bersaing memperebutkan kekuasaan setelah kejatuhan Khadafi. Haftar sejak tahun lalu berusaha untuk mendapatkan kendali atas barat dengan melawan GNA dalam upaya yang gagal untuk merebut Tripoli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement