Rabu 10 Jun 2020 02:34 WIB

Anak-Anak di Inggris Dorong Orang Tua Lakukan Daur Ulang

4 dari 10 orang tua ditegur karena beli barang yang kemasannya tak bisa didaur ulang.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andi Nur Aminah
Lentara Lilin dari kaleng-kaleng bekas yang didaur ulang (ilustrasi)
Lentara Lilin dari kaleng-kaleng bekas yang didaur ulang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anak-anak usia sekolah di Inggris memiliki kesadaran menjaga lingkungan yang cukup baik. Menurut jajak pendapat yang digagas oleh Asosiasi Produsen Kemasan Logam (MPMA) Inggris, banyak anak mendorong orang tuanya untuk mendaur ulang barang.

Menurut hasil survei, sebanyak 41 persen orang tua melaporkan anak-anak telah mendesak mereka untuk melakukan proses daur ulang limbah rumah tangga. Sebanyak 43 persen bahkan "dimarahi" anak karena tidak berusaha keras melakukan daur ulang.

Baca Juga

Dari sejumlah orang tua yang belum melakukan daur ulang, 56 persen ditegur anak karena melempar sampah kaleng ke tempat sampah alih-alih memanfaatkannya lagi. Sebanyak empat dari 10 orang tua ditegur karena membeli barang dengan kemasan yang tak bisa didaur ulang.

Survei melibatkan 2.000 orang tua melalui OnePoll. Sebanyak 35 persen orang tua senang karena anak-anak mereka tahu lebih banyak mengenai daur ulang. Meski demikian, sebanyak 10 persen mengakui lebih suka langsung membuang sampah daripada mendaur ulangnya.

Sekitar 46 persen responden membuang sampah begitu saja karena tidak mau repot-repot mencuci dan membersihkan wadah. Tujuh dari 10 orang tua menyalahkan kebingungan mereka sendiri soal minimnya pengetahuan tentang daur ulang, sampai-sampai berselisih dengan anak.

Kabar baiknya, 45 persen orang tua sudah terpengaruh untuk 'berpikir hijau' berkat anak-anak mereka. Lebih dari setengah partisipan mendapat anjuran dari anak untuk membeli barang kemasan kaleng atau kardus saat berbelanja makanan.

Pimpinan eksekutif dan direktur MPMA Robert Fell mengatakan, daur ulang dengan cepat menjadi populer beberapa tahun terakhir. Ada lebih banyak barang yang sekarang bisa didaur ulang sehingga dapat digunakan kembali.

Anak-anak belajar soal go green di sekolah sehingga relatif lebih tahu tentang daur ulang daripada orang tua mereka. Antusiasme anak bisa menjadi kesempatan bagi orang tua untuk mengetahui lebih banyak tentang daur ulang sederhana.

Fell berujar, sebagian besar konsumen dewasa belum sepenuhnya memahami mana limbah yang dapat didaur ulang dan yang tidak. Itu sebabnya kesadaran tinggi generasi muda penting guna menularkannya kepada generasi sebelum mereka.

"Sangat hebat melihat begitu banyak orang tua yang menyadari hal-hal yang tidak mereka lakukan dengan benar terkait daur ulang, dan bersedia belajar dari anak-anak mereka," kata Fell, dikutip dari laman Packaging News.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement