Selasa 09 Jun 2020 20:41 WIB

DPRD Jatim Siap Kawal Pesantren Sambut New Normal

Pemprov Jawa Timur memberikan edukasi protokol kesehatan kepada pengasuh ponpes.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Santri mendapatkan cairan pembersih tangan sebelum memasuki kawasan pondok pesantren (ponpes) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Wali Barokah, di Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (9/6/2020). Ponpes yang memiliki sedikitnya tiga ribu santri tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat seiring diberlakukannya normal baru saat pandemi COVID-19
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani/
Santri mendapatkan cairan pembersih tangan sebelum memasuki kawasan pondok pesantren (ponpes) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Wali Barokah, di Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (9/6/2020). Ponpes yang memiliki sedikitnya tiga ribu santri tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat seiring diberlakukannya normal baru saat pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim dari Fraksi PKB Achmad Amir Aslichin mengaku lega, lantaran Pemprov Jatim menyiapkan anggaran untuk membantu Pondok Pesantren menyambut proses belajar mengajar di era kenormalan baru. Achmad menegaskan kesiapannya mengawal bantuan tersebut, demi memperlancar penerapan protokol kesehatan dalam upaya mencegah penularan Covid-19 di Ponpes.

Anggota Komisi B DPRD Jatim tersebut juga menyatakan akan mengawal kebijakan anggaran untuk mem-back up Ponpes memasuki pembelajaran. Di mana anggaran tersebut dimaksudkan untuk kelengkapan fasilitas kesehatan dan jaminan bagi santri bisa memutus mata rantai penyebaran virus corona.

“Memasuki new normal aktivitas belajar mengajar di Ponpes bisa kembali dimulai dengan harapan semua santri dan pengajarnya tetap sehat,” ujarnya di Surabaya, Selasa (9/6).

Achmad juga meminta Pemprov Jawa Timur memberikan edukasi protokol kesehatan kepada pengasuh Ponpes. Yakni edukasi untuk menumbuhkan kesadaran pola hidup sehat berkaitan dengan tatanan normal baru di lingkungan Ponpes. Selain itu, Pemkot Juga diminta melaksanankan rapid test gratis untuk santri dan pengajarnya.

"Hal itu dilakukan agar tidak ada penyebaran virus corona baru di lingkungan ponpes,” kata dia.

Achmad juga meminta Dinas Pendidikan Jatim dan Kanwil Kemenag Jatim, untuk mempersiapkan pelaksanaan protokol kesehatan. Khusus Dinas Pendidikan, penekanan kesiapan elaksanaan protokol kesehatan, tidak saja disiapkan untuk pesantren. Tapi juga di sekolah-sekolah yang menjadi naungannya. Mulai selama berada di lingkungan sekolah, perjalanan berangkat ke sekolah, hingga siswa pulang ke rumah.

Dia berharap, masuknya santri ke ponpes dan siswa ke sekolah tidak malah menimbulkan kluster penyebaran Covid-19 baru. Karena itu, dinas terkait harus mempersiapkan secara detail kebutuhan setiap sekolah dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 ini.

"Termasuk orang tua yang sudah mewajibkan anaknya menggunakan masker saat berangkat dan pulang sekolah," ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan kesiapannya memfasilitasi pondok pesantren yang akan kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar santri, setelah memasuki era normal baru di tengah pandemi Covid-19. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, pihaknya siap memberikan mitigasi dan sinergi agar seluruh pondok pesantren yang melaksanakan keguatan belajar mengajar bisa menerapkan protokol kesehatan.

Khofifah mengungkapkan, Pemprov Jatim telah menyiapkan sejumlah rencana untuk bisa mendukung dan membantu pesantren dalam menegakkan protokol kesehatan. Dimana Pemprov Jatim akan mendistribusikan bantuan alat pelindung diri (APD) ke setiap Poskestren. Adapun total bantuan APD yang akan diberikan sebanyak 34.650 buah, untuk 1.286 pondok yang di dalamnya terdapat Poskestren.

Selain itu, Pemprov Jatim juga akan membagikan vitamin C pada santri dengan total bantuan sebanyak 92.836 blister. Selain untuk santri, bantuan yang didistribusikan juga dimaksudkan untuk ustadz dan ustadzah. Selain itu, lanjut Khofifah, masker juga menjadi item yang akan didistribusikan ke pondok pesantren yang memulai kegiatan belajar mengajar.

Total bantuan masker yang akan disalurkan ke pondok pesantren ada sebanyak 464.182 buah. Selain itu bantuan berupa tempat cuci tangan sebanyak 18.564 buah juga akan didistribusikan ke pondok pesantren. Ada juga bantuan hand sanitizer sebanyak 981.122 botol.

Pemprov Jatim juga diakuinya akan menyebar sprayer dan desinfektan yang penyemprotannya diharapkan akan dilakukan oleh warga sekitar melalui program cash for work. Terakhir, kata Khofifah, para ustadz dan ustadzah juga disiapkan bantuan sembako. Mereka adalah ustadz dan ustadzah yang bermukim. Total ada sebanyak 44.845 orang ustadz dan ustadzah yang akan mendapat bantuan sembako.

“Bantuan ini kami rencanakan untuk mendukung penegakan protokol kesehatan. Agar setiap pesantren bisa melakukan persiapan untuk dimulainya proses belajar mengajar di pesantren,” ujar Khofifah.

 

Dadang urnia

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement