Rabu 10 Jun 2020 03:14 WIB

Muhadjir Ungkap Pandangan Pemerintah Saat Awal Hadapi Covid

Pemerintah sejak awal menerapkan suveilans ketat di Bali, Manado, dan Tanjung Pinang.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK), Profesor Muhadjir Effendy .
Foto: dok. Humas UMM
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK), Profesor Muhadjir Effendy .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan pandangan pemerintah saat fase awal menghadapi Covid-19 di Indonesia. Menurut Muhadjir, sejak awal pemerintah yang berupaya menjaga ketat tiga titik masuk warga negara asing yang berpotensi menjadi penularan virus corona baru.

Muhadjir dalam diskusi tentang tatanan hidup baru atau new normal secara virtual di Jakarta, Selasa (9/6), menjelaskan bahwa pemerintah menjaga agar Indonesia tidak tertular virus corona dengan melakukan surveilans ketat di Bali, Manado, dan Tanjung Pinang yang dianggap sebagai pintu masuk warga negara China paling banyak.

Baca Juga

Muhadjir mengungkapkan pemerintah berfokus mencegah penularan virus corona yang dianggap potensi penyebarannya dari China daratan. Dia menerangkan bahwa pemerintah menghentikan penerbangan dari dan ke China.

"Asusmsi kita sumber virus dari China daratan pada waktu itu," kata Muhadjir.

Dia menyebut pemerintah optimistis Indonesia menjadi wilayah hijau dari virus corona, atau paling tidak menjadi yang terakhir tertular di wilayah ASEAN. Oleh karena itu, pemerintah menjemput WNI di Wuhan, China maupun anak buah kapal beberapa kapal pesiar dengan harapan agar Indonesia tetap menjadi wilayah hijau.

"Kami tracking surveilans di Denpasar, Manado, dan Tanjung Pinang yang kita anggap paling banyak WNA datang. Tapi jebolnya bukan dari situ, kejadiannya di Jakarta," kata Muhadjir.

Bahkan, Muhadjir mengakui bahwa pemerintah tidak mengetahui mengenai tingkat agresivitas virus. Muhadjir juga berterus terang bahwa pemerintah tergagap dalam menghadapi situasi yang sangat mendadak.

Menurut dia, hal itu dikarenakan virus corona merupakan virus baru yang semua negara sama-sama belajar menghadapi ini, mengevaluasi kebijakan, melakukan perbaikan, hingga pada akhirnya melakukan ritme sendiri dalam memecahkan masalah dengan caranya masing-masing. Kemudian Muhadjir menekankan, bahwa pemerintah mengambil langkah menyerang virus dengan membentuk Gugus Tugas Covid-19 dalam menghadapi virus yang sudah terlanjur masuk di Indonesia.

Ketidaksiapan dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia juga diakui oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dirinya mengakui bahwa pemerintah daerah pun turut panik dalam menghadapi meledaknya kasus Covid-19 di berbagai wilayah Indonesia.

Namun, Ganjar menerangkan bahwa perlahan-lahan pemerintah mempelajari apa saja hal-hal yang perlu dilakukan sehingga akhirnya bisa menangani kasus dengan baik.

"Saya sepakat dengan Pak Menko tadi, sama kami pemerintah juga panik tapi kemudian berbenah. Oh begitu ya, ternyata cuci tangan, pakai masker, jaga jarak bisa terhindar dari virus," kata Ganjar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement