Selasa 09 Jun 2020 18:18 WIB

Pesan Rasulullah SAW untuk Mereka yang Gila Jabatan

Rasulullah SAW memberikan pesan untuk mereka yang gila jabatan.

Rasulullah SAW memberikan pesan untuk mereka yang gila jabatan. Ilustrasi jabatan.
Foto: Mufti Nurhadi/Republika
Rasulullah SAW memberikan pesan untuk mereka yang gila jabatan. Ilustrasi jabatan.

REPUBLIKA.CO.ID, 

وعن أَبي هُريرة  أنَّ رسولَ اللَّه ﷺ قَالَ: إنَّكم ستحرِصون عَلَى الإمارةِ، وستَكُونُ نَدَامَةً يَوْم القِيامَةِ رواهُ البخاري

Baca Juga

''Sesungguhnya kalian akan berlomba-lomba mendapatkan jabatan, padahal kelak di akhirat akan menjadi sebuah penyesalan ....'' (HR Bukhari dari Abu Hurairah RA) 

Adalah wajar apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendapatkan harta, jabatan, ataupun kedudukan, selama hal tersebut didapatkan dengan cara-cara elegan, fair, dan berlandaskan kepada etika dan moral, serta sesuai dengan keahlian dan profesinya. Apalagi jika orang tersebut bisa dipercaya keamanahannya.

Hal ini sebagaimana pernah terjadi pada Nabi Yusuf AS, ketika beliau melihat kesengsaraan rakyat Mesir di tengah kesuburan tanahnya. Beliau saat itu merasakan terjadinya salah urus dari pejabat negara yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat.

Lalu, beliau meminta dijadikan sebagai pejabat yang mengurus urusan kesejahteraan masyarakat. Hal ini seperti dinyatakan dalam Alquran (Yusuf 55), ''Berkata Yusuf, 'Jadikanlah aku bendahara negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (amanah) lagi berpengetahuan'.''

Amanah dan profesionalitas yang ditunjukkan Nabi Yusuf AS dan para pembantunya telah menyebabkan rakyat Mesir sejahtera, walaupun menghadapi musim kemarau yang panjang. Bahkan, dengan keberhasilannya itu, beliau mampu mengharumkan nama Mesir pada negara-negara sekitarnya.

Banyak rakyat dari negara-negara tersebut yang datang menghadap untuk mendapatkan bantuan logistik bagi kelanjutan hidup dan kehidupannya. Inilah tipe pemimpin atau pejabat yang menjadikan jabatan sebagai amanah, sehingga bekerja secara optimal dan penuh dengan kejujuran dan keikhlasan.

Berbeda halnya dengan orang atau kelompok orang yang menjadikan jabatan dan kedudukan sebagai tujuan hidup. Mereka akan cenderung menghalalkan segala macam cara untuk meraihnya, bahkan tidak ragu-ragu untuk menjual umat atau mengatasnamakan umat, hanya karena kebetulan yang bersangkutan memimpin sebuah organisasi politik keumatan. Mereka akan terus mengejar jabatan, tanpa ada perasaan malu dan sungkan sedikit pun.

Pejabat yang semacam ini, jika pun meraih jabatan, biasanya akan mempergunakannya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, dan sama sekali tidak pernah berpikir untuk menyejahterakan umat.

Pejabat inilah yang diingatkan Rasulullah SAW dalam haditsnya tersebut di atas, bahwa kelak mereka di akhirat akan mendapatkan penyesalan yang luar biasa. Dan, dalam kehidupan sekarang pun, pejabat-pejabat yang semacam ini sama selama tidak punya izzah (harga diri).    

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement