Selasa 09 Jun 2020 17:12 WIB

Inggris Lakukan Penelitian Penyebaran Covid-19 pada Anak

Penelitian bertujuan bantu informasikan fase reintroduksi setelah karantina nasional.

Inggris meluncurkan penelitian untuk mengetahui prevalensi dan penyebaran virus Covid-19 di antara anak-anak sekolah dan guru di Inggris pada Selasa (9/6) (Foto: ilustrasi Covid-19 Inggris)
Foto: EPA-EFE / NEIL HALL
Inggris meluncurkan penelitian untuk mengetahui prevalensi dan penyebaran virus Covid-19 di antara anak-anak sekolah dan guru di Inggris pada Selasa (9/6) (Foto: ilustrasi Covid-19 Inggris)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, meluncurkan penelitian untuk mengetahui prevalensi dan penyebaran virus Covid-19 di antara anak-anak sekolah dan guru di Inggris pada Selasa (9/6). Penelitian tersebut bertujuan untuk membantu menginformasikan fase reintroduksi pendidikan setelah karantina wilayah secara nasional yang panjang.

Keputusan untuk membuka kembali sekolah secara bertahap menuai pro dan kontra. Inggris menderita jumlah kematian terburuk kedua dari COVID-19 dan para menteri memperingatkan perlunya kehati-hatian untuk mencegah gelombang kedua virus corona.

Baca Juga

Studi ini akan mencari tahu seberapa luas penyebaran virus di antara anak-anak, yang biasanya menunjukkan gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali. Kemudian, seberapa efektif mereka menularkan penyakit.

"Studi ini akan membantu kita lebih memahami bagaimana kasus COVID-19 asimtomatik (mereka yang membawa virus namun sama sekali tidak mempunyai gejala) dan ringan yang umum terjadi sehingga kita dapat mendukung orang tua, murid, guru dan staf pendukung," kata Hancock dalam sebuah pernyataan, melansir reuters, Selasa (9/6).

Kelompok usia tertentu telah dapat bersekolah sejak awal bulan, meskipun beberapa guru memutuskan untuk tidak membuka kembali karena mereka mengatakan itu tidak aman. Siswa yang lebih tua juga akan mulai sekolah mulai 15 Juni.

Studi sukarela akan dikelola oleh badan Kesehatan Publik Inggris dan akan mengumpulkan data dari sekitar 200 staf dan siswa di 100 sekolah Inggris. Para peneliti akan menggunakan kedua tes swab - yang memeriksa apakah seseorang saat ini memiliki virus - dan tes darah, yang memeriksa apakah orang tersebut sebelumnya memiliki virus dan mengembangkan antibodi terhadapnya.

Data juga akan dimasukkan ke dalam program pemerintah yang lebih luas yang dirancang untuk menetapkan seberapa luas penyebaran COVID-19 itu di masyarakat. Kemudian untuk membantu membentuk kebijakan, mengembangkan tes dan perawatan baru.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement